Selasa, 29 Desember 2015


Inilah cara berpikir yang benar

Mohon Perlindungan dari Fitnah dajjal

Mohon Perlindungan dari Fitnah Dajjal
Sabtu, 12 Desember 2015 07:02
By: Robin
Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan umat
Islam selalu membaca doa khusus sebelum
menutup salat untuk memohon perlindungan
kepada Allah SWT atas fitnah Dajjal.
Dream - Dalam Islam, ada sosok yang
menjadi semacam ancaman yaitu Dajjal. Sosok
ini belum diketahui keberadaannya.
Meski begitu, banyak literatur menyebut tentang
keberadaan sosok ini. Kemunculannya disebut
sebagai pertanda akan datangnya hari akhir.
Dajjal disebut akan menyebarkan fitnah di muka
bumi ini seperti menutupi kejahatan seperti
seolah terlihat sebagai kebaikan. Ini dilakukan
sebagai upaya untuk mengumpulkan pengikut.
Kemunculan sosok ini juga sebagai penguji
tingkat keimanan yang dimiliki manusia. Sampai
jika iman lemah, maka manusia dapat mudah
tertipu.
Rasulullah Muhammad SAW menganjurkan umat
Islam membaca satu doa khusus di akhir salat
sebelum salam. Doa itu dimaksudkan untuk
memohon pertolongan kepada Allah SWT dari
kejinya fitnah dunia terutama Dajjal.
Berikut lafal doa tersebut:
"Allahuma inni a'uzubika min azabi jahannama wa
min azabil qob'ri wa min fitnatil mahya wal mamati
Wamin syarri fitnatil Masihid Dajjal. "
Artinya:
"Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-
Mu dari azab (neraka) jahanam dan dari azab
kubur, dan dari fitnah hidup dan mati, dan dari
fitnah almasih Dajjal. '
Doa ini dianjurkan dibaca setelah menyelesaikan
bacaan tasyahud akhir dan sebelum salam.
(Ism)

1100 Hadist pilihan

Cinta dan Benci
1. Barangsiapa ingin dicintai Allah dan rasulNya
hendaklah dia berbicara benar (jujur), menepati
amanat dan tidak mengganggu tetangganya. (HR.
Al-Baihaqi)
2. Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas
kecintaan manusia maka Allah akan melindunginya
dari beban gangguan manusia. (HR. Ad-Dailami)
3. Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta
karena Allah dan benci karena Allah. (HR. Ath-
Thabrani)
4. Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu
buta dan tuli (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
5. Cinta berkelanjutan (diwariskan) dan benci
berkelanjutan (diwariskan). (HR. Bukhari)
6. Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di
sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana
kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya
Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan
sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah
pada dirinya. (HR. Al Hakim)
Dukun dan Peramal
1. Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan
bertanya kepadanya tentang sesuatu (lalu
mempercayainya) maka shalatnya selama empat
puluh malam tidak akan diterima. (HR. Muslim)
2. Barangsiapa mendatangi dukun peramal dan
percaya kepada ucapannya maka dia telah
mengkufuri apa yang diturunkan Allah kepada
Muhammad Saw. (Abu Dawud)
3. Sesungguhnya pengobatan dengan mantra-
mantra, kalung-gelang penangkal sihir dan guna-
guna adalah syirik. (HR. Ibnu Majah)
4. Barangsiapa membatalkan maksud
keperluannya karena ramalan mujur-sial maka dia
telah bersyirik kepada Allah. Para sahabat
bertanya, “Apakah penebusannya, ya Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Ucapkanlah: “Ya Allah, tiada
kebaikan kecuali kebaikanMu, dan tiada kesialan
kecuali yang Engkau timpakan dan tidak ada ilah
(tuhan / yang disembah) kecuali Engkau.” (HR.
Ahmad)
5. Ramalan mujur-sial adalah syirik. (Beliau
mengulanginya tiga kali) dan tiap orang pasti
terlintas dalam hatinya perasaan demikian, tetapi
Allah menghilangkan perasaan itu dengan
bertawakal. (HR. Bukhari dan Muslim)
Penjelasan:
Thair artinya burung. Ramalan tentang mujur dan
sial semula dikaitkan dengan burung yaitu suara
atau arah terbangnya.
Hewan
1. Rasulullah Saw melarang membunuh hewan
dengan mengurungnya dan membiarkannya mati
karena lapar dan haus. (HR. Muslim)
2. Allah melaknat orang yang menyiksa hewan
dan memperlakukannya dengan sadis. (HR.
Bukhari)
3. Nabi Saw melarang mengadu domba antara
hewan-hewan ternak. (HR. Abu Dawud)
Penjelasan:
Mengadu kerbau, sapi, domba, kambing, ayam
dan lain sebagainya.
4. Seorang wanita masuk neraka karena
mengikat seekor kucing tanpa memberinya
makanan atau melepaskannya mencari makan
dari serangga tanah. (HR. Bukhari)
5. Seorang wanita pelacur melihat seekor anjing
di atas sumur dan hampir mati karena kehausan.
Lalu wanita itu melepas sepatunya, diikatnya
dengan kerudungnya dan diambilnya air dari
sumur (lalu diminumkan ke anjing itu). Dengan
perbuatannya itu dosanya diampuni. (HR.
Bukhari)
Kebersihan
1. Sesungguhnya Allah baik dan menyukai
kebaikan, bersih, dan menyukai kebersihan, murah
hati dan senang kepada kemurahan hati, dermawan
dan senang kepada kedermawanan. Karena itu
bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan
meniru-niru orang-orang Yahudi. (HR. Tirmidzi)
Penjelasan:
Orang-orang Yahudi suka menumpuk sampah di
halaman rumah.
2. Suatu keharusan atas tiap orang muslim
mandi dan memakai wewangian serta gosok gigi
pada hari Jum’at. (HR. Ahmad)
3. Fitrah manusia ada lima yaitu dikhitan
(disunat), mencukur rambut kemaluan,
menggunting (merapikan) kumis, memotong kuku
(kuku tangan dan kaki) serta mencabuti bulu
ketiak. (HR. Bukhari)
4. Sesungguhnya banyak siksa kubur dikarenakan
kencing maka bersihkanlah dirimu dari (percikan
dan bekas) kencing. (HR. Al Bazzaar dan Ath-
Thahawi)
5. Barangsiapa tidur dan tangannya masih berbau
atau masih ada bekas makanan dan tidak
dicucinya lalu terkena sedikit gangguan penyakit
kulit maka janganlah menyalahkan kecuali dirinya
sendiri. (HR. Ibnu Hibban dan Abu Dawud)
6. Malaikat jibril terus-menerus berpesan agar
aku menggosok gigi (bersiwak) sehingga aku
khawatir gigi-gigiku tanggal dan aku ompong
tanpa gigi. (HR. Ath-Thahawi)
7. Wahai Abu Hurairah, potonglah (perpendek)
kuku-kukumu. Sesungguhnya setan mengikat
(melalui) kuku-kuku yang panjang. (HR. Ahmad)
Penjelasan:
Mengikat dengan sihir, rayuan dan godaan.
8. Janganlah kamu kencing di air yang tidak
mengalir kemudian kamu berwudhu dari situ.
(HR. Ahmad dan Tirmidzi)
9. Apabila seorang bersenggama dengan
isterinya dan hendak mengulangi, hendaklah dia
berwudhu lebih dulu agar lebih segar
pengulangannya. (HR. Muslim)
10. Siapa yang mengenakan pakaian hendaklah
dengan yang bersih. (HR. Ath-Thahawi)
11. Apabila seorang bangun tidur jangan
langsung memasukkan tangannya ke dalam
ember (bak) air sehingga mencucinya lebih dulu
tiga kali. Sesungguhnya dia tidak mengetahui
dimana tangannya bermalam atau dimana
tangannya melayang. (HR. Abu Dawud)
Kesombongan
1. Tiada masuk surga orang yang dalam hatinya
terdapat sebesar biji sawi dari kesombongan.
(HR. Muslim)
2. Barangsiapa memanjangkan pakaiannya
(sehingga menyeret di tanah) karena
kesombongannya maka Allah tidak akan
memandangnya kelak pada hari kiamat. (HR.
Bukhari dan Muslim)
3. Keagungan adalah sarungKu dan
kesombongan adalah pakaianKu. Barangsiapa
merebutnya (dari Aku) maka Aku menyiksanya.
(HR. Muslim)
4. Selagi orang berjalan dan merasa bangga
dengan tutup kepala dan kedua baju rangkapnya
maka tiba-tiba dia dibenamkan ke dalam tanah
lalu dia bergelimang di dalam tanah sampai hari
kiamat. (HR. Muslim)
5. Ada tiga perkara yang membinasakan yaitu
hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang dipatuhi,
dan seorang yang membanggakan dirinya sendiri.
(HR. Ath-Thabrani dan Anas)
6. Barangsiapa membanggakan dirinya sendiri
dan berjalan dengan angkuh maka dia akan
menghadap Allah dan Allah murka kepadanya.
(HR. Ahmad)
Al-Quran
1. Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara.
Kalian tidak akan sesat selama berpegangan
dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan
sunnah Rasulullah Saw. (HR. Muslim)
2. Sesungguhnya Allah, dengan kitab ini (Al
Qur’an) meninggikan derajat kaum-kaum dan
menjatuhkan derajat kaum yang lain. (HR.
Muslim)
Penjelasan:
Maksudnya: Barangsiapa yang berpedoman dan
mengamalkan isi Al Qur’an maka Allah akan
meninggikan derajatnya, tapi barangsiapa yang
tidak beriman kepada Al Qur’an maka Allah akan
menghinakannya dan merendahkan derajatnya.
3. Apabila seorang ingin berdialog dengan
Robbnya maka hendaklah dia membaca Al
Qur’an. (Ad-Dailami dan Al-Baihaqi)
4. Orang yang pandai membaca Al Qur’an akan
bersama malaikat yang mulia lagi berbakti, dan
yang membaca tetapi sulit dan terbata-bata
maka dia mendapat dua pahala. (HR. Bukhari
dan Muslim)
5. Sebaik-baik kamu ialah yang mempelajari Al
Qur’an dan mengajarkannya. (HR. Bukhari)
6. Orang yang dalam benaknya tidak ada
sedikitpun dari Al Qur’an ibarat rumah yang
bobrok. (Mashabih Assunnah)
7. Barangsiapa mengulas Al Qur’an tanpa ilmu
pengetahuan maka bersiaplah menduduki neraka.
(HR. Abu Dawud)
Penjelasan:
Maksud hadits ini adalah menterjemah,
menafsirkan atau menguraikan Al Qur’an hanya
dengan akal pikirannya sendiri tanpa panduan
dari hadits Rasulullah, panduan dari para sahabat
dan ulama yang shaleh, serta tanpa akal dan
naqal yang benar.
8. Barangsiapa menguraikan Al Qur’an dengan
akal pikirannya sendiri dan benar, maka
sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan. (HR.
Ahmad)
9. Barangsiapa membaca satu huruf dari Al
Qur’an maka baginya satu pahala dan satu
pahala diganjar sepuluh kali lipat. (HR. Tirmidzi)
Pembicaraan dan Ucapan
1. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhir hendaklah berbicara yang baik-baik atau
diam. (HR. Bukhari)
2. Siapa yang memberi jaminan kepadaku untuk
memelihara di antara rahangnya (mulut) dan di
antara kedua pahanya (kemaluan) niscaya aku
menjamin baginya surga. (HR. Bukhari)
3. Barangsiapa akhir ucapannya “Laa ilaaha
illallah” ‘Tiada Tuhan selain Allah’ niscaya dia
masuk surga.( HR. Abu Dawud)
4. Sesungguhnya di antara ungkapan kata dan
keterangan adalah sihir. (HR. Bukhari)
5. Bila seorang dari kamu sedang marah
hendaklah diam. (HR. Ahmad)
Penjelasan:
Bicara saat emosi (marah) dapat menyesatkan.
6. Diam (tidak bicara) adalah suatu
kebijaksanaan dan sedikit orang yang
melakukannya. (HR. Ibnu Hibban)
7. Sesungguhnya Allah melarang kamu banyak
omong, yang diomongkan, dan menyia-nyiakan
harta serta banyak bertanya. (HR. Asysyihaab)
8. Apabila ada orang yang mencaci-maki kamu
tentang apa yang dia ketahui pada dirimu,
janganlah kamu mencaci-maki dia tentang apa
yang kamu ketahui pada dirinya karena
pahalanya untuk kamu dan kecelakaan untuk dia.
(HR. Ad-Dailami)
9. Barangsiapa banyak bicara maka banyak pula
salahnya dan barangsiapa banyak salah maka
banyak pula dosanya, dan barangsiapa banyak
dosanya maka api neraka lebih utama baginya.
(HR. Ath-Thabrani)
10. Kebanyakan dosa anak Adam karena
lidahnya. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
11. Berhati-hatilah dalam memuji (menyanjung-
nyanjung), sesungguhnya itu adalah
penyembelihan. (HR. Bukhari)
12. Seorang memuji-muji kawannya di hadapan
Nabi Saw, lalu beliau berkata kepadanya,
“Waspadalah kamu, sesungguhnya kamu telah
memenggal lehernya, sesungguhnya kamu telah
memenggal lehernya (diucapkan berulang-
ulang)”. (HR. Ahmad)
13. Taburkanlah pasir ke wajah orang-orang yang
suka memuji dan menyanjung-nyanjung.(HR.
Muslim)
14. Tahukah kamu apa ghibah itu? Para sahabat
menjawab, “Allah dan rasulNya lebih
mengetahui.” Beliau bersabda, “Menyebut-nyebut
sesuatu tentang saudaramu hal-hal yang dia
tidak sukai.”(HR. Muslim)
15. Seorang mukmin bukanlah pengumpat,
pengutuk, berkata keji atau berkata busuk. (HR.
Bukhari dan Al Hakim)
16. Semua umatku diampuni kecuali yang
berbuat (keji) terang-terangan yaitu yang
melakukannya pada malam hari lalu ditutup-
tutupi oleh Allah, tetapi esok paginya dia
membeberkan sendiri dengan berkata, “Hai Fulan,
tadi malam aku berbuat begini…begini.” Dia
membuka tabir yang telah disekat oleh Allah
Azza wajalla. (Mutafaq’alaih)
17. Yang paling aku takutkan bagi umatku adalah
orang munafik yang pandai bersilat lidah. (HR.
Abu Ya’la)
Pengobatan dan Penyakit
1. Mereka bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kami
berobat?” Beliau menjawab, “Ya, wahai hamba-
hamba Allah. Sesungguhnya Allah meletakkan
penyakit dan diletakkan pula penyembuhannya,
kecuali satu penyakit yaitu penyakit ketuaan
(pikun)”. (HR. Ashabussunnah)
2. Allah menurunkan penyakit dan menurunkan
pula obatnya, diketahui oleh yang mengetahui
dan tidak akan diketahui oleh orang yang tidak
mengerti. (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Barangsiapa mengobati sedang dia tidak
dikenal sebagai ahli pengobatan maka dia
bertanggung jawab. (HR. Ibnu Majah)
4. Apabila terjadi dalam satu negeri suatu wabah
penyakit dan kamu di situ janganlah kamu ke luar
meninggalkan negeri itu. Jika terjadi sedang
kamu di luar negeri itu janganlah kamu
memasukinya. (HR. Bukhari)
5. Wafat karena wabah adalah mati syahid. (HR.
Bukhari)
Penjelasan:
Tentu tidak setingkat dengan gugur di jalan Allah.
6. Janganlah orang sakit mengunjungi orang
sehat. (HR. Bukhari dan Muslim)
7. Sebaik-baik menjenguk orang sakit adalah
berdiri sebentar (tidak berlama-lama) dan ta’ziah
(melayat ke rumah duka) cukup sekali saja. (HR.
Ad-Dailami)
8. Allah tidak menjadikan penyembuhanmu
dengan apa yang diharamkan atas kamu. (HR.
Al-Baihaqi)
Penjelasan:
Yang haram tidak dapat dijadikan obat untuk
menyembuhkan penyakit.
9. Apabila seorang yang sakit dari kamu
menginginkan sesuatu makanan berikanlah. (HR.
Ibnu Majah)
10. Mohonlah kepada Allah keselamatan dan
afiat (kesehatan). Sesungguhnya tiada sesuatu
pemberian Allah sesudah keyakinan (iman) lebih
baik daripada kesehatan. (HR. Ibnu Majah)
11. Larilah dari penderita lepra sebagaimana
kamu lari dari harimau. (HR. Bukhari)
12. Apabila seorang hamba sakit sedang dia
biasa melakukan sesuatu kebaikan maka Allah
berfirman kepada malaikat: “Catatlah bagi
hambaKu pahala seperti yang biasa ia lakukan
ketika sehat.” (HR. Abu Hanifah)
13. Rasulullah Saw ditanya tentang azal
(mengeluarkan air mani diluar kemaluan istri).
Beliau lalu menjawab, “Lakukanlah yang kamu
pandang baik dan apa yang telah ditakdirkan
Allah pasti akan terjadi, dan bukan kepastian
bahwa dari tiap air mani dapat terjadi anak. “(HR.
Al Hakim)
Persoalan-Persoalan Pribadi
1. Ambillah kesempatan lima sebelum lima:
mudamu sebelum tua, sehatmu sebelum sakit,
kayamu sebelum melarat, hidupmu sebelum mati,
dan senggangmu sebelum sibuk. (HR. Al Hakim
dan Al-Baihaqi)
2. Pandanglah orang yang di bawah kamu dan
janganlah memandang kepada yang di atasmu,
karena itu akan lebih layak bagimu untuk tidak
menghina kenikmatan Allah untukmu. (HR.
Muslim)
3. Sesungguhnya persoalan-persoalan itu ada tiga
macam, yaitu persoalan yang jelas bagimu
kebenarannya maka ikutilah, persoalan yang jelas
bagimu sesatnya maka jauhilah, dan persoalan
yang terdapat perselisihan di dalamnya maka
serahkanlah (kembalikan penentuan hukumnya)
kepada yang alim (ilmuwan). (HR. Ath-Thabrani)
4. Buta yang paling buruk ialah buta hati. (HR.
Asysyihaab)
5. Sesungguhnya Allah melampaui ketentuan
bagiku dengan (memaafkan) umatku dalam
kesalahan yang tidak disengaja, karena lupa, dan
karena dipaksa melakukannya. (HR. Ibnu Majah)
6. Usia umatku antara enam puluh dan tujuh
puluh tahun. Sedikit dari mereka yang
melampauinya. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
7. Mungkin pelampiasan nafsu syahwat sebentar
berakibat kesedihan yang lama. (HR. Al-Baihaqi)
Keterangan:
Banyak kasus yang terjadi, gara-gara
melampiaskan nafsu syahwat dengan berzina lalu
hamil, maka hal tersebut menimbulkan trauma
yang dalam dan berkepanjangan bagi sang
wanita. Orang tua dan keluarga menjadi sedih
dan malu. Juga akibat-akibat buruk lainnya yang
dapat terjadi diluar perkiraan.
8. Rasulullah bersabda dengan membawakan
firman Allah dalam hadits Qudsi: “Pandangan
mata adalah panah beracun dari antara panah-
panah Iblis. Barangsiapa meninggalkannya
karena takut kepada-Ku maka Aku ganti dengan
keimanan yang dirasakan manis dalam
hatinya.” (HR. Al Hakim)
9. Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Ketika aku
sakit, Rasulullah datang menjenguk dan aku
berkata, “Ya Rasulullah, bolehkah aku
mewakafkan seluruh hartaku?” Nabi Saw
menjawab, “Tidak.” Aku bertanya lagi,
“Separonya?”, Nabi menjawab, “Tidak.” Aku
bertanya lagi, “Sepertiganya?” Beliau menjawab,
“Meninggalkan keluargamu dalam keadaan baik
(senang) lebih baik daripada membiarkan mereka
miskin mengemis pada orang-orang.” (HR.
Bukhari)
Keterangan:
Batas maksimum wasiat adalah sepertiga dari
seluruh hartanya, karena sepertiga itu sudah
banyak.
10. Barangsiapa bernazar untuk mentaati Allah,
hendaklah dia mentaatiNya dan barangsiapa
bernazar untuk bermaksiat terhadap Allah maka
janganlah ia melakukannya. (HR. Bukhari)
11. Mimpi yang baik (sholeh) adalah dari Allah
dan mimpi (buruk) adalah dari setan. (Bukhari)
12. Sesungguhnya yang dimaksud nazar ialah apa
yang diharapkan dengannya keridhoan Allah
‘Azza wajalla. (HR. Ahmad)
13. Mimpi yang paling benar ialah (yang terjadi)
menjelang waktu sahur (sebelum fajar). (HR. Al
Hakim dan Tirmidzi)
14. Hak seorang muslim yang memiliki harta
(peninggalan untuk diwasiatkan) ialah tidak
melampaui dua malam kecuali wasiatnya sudah
tertulis dan sudah ditangannya. (HR. Muslim)
15. Mimpi yang baik oleh seorang yang sholeh
merupakan satu dari empat puluh enam bagian
dari mimpi kenabian. (HR. Bukhari)
16. Apabila Allah memberikan kenikmatan kepada
seseorang hendaknya dia pergunakan pertama
kali untuk dirinya dan keluarganya. (HR. Muslim)
17. Hendaklah kamu bertakwa kepada Allah. Jika
seseorang membongkar keburukan yang
diketahuinya pada dirimu janganlah kamu
membongkar keburukan yang kamu ketahui ada
pada dirinya. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Perzinaan
1. Apabila perzinaan dan riba telah melanda
suatu negeri maka mereka (penghuninya) sudah
menghalalkan atas mereka sendiri siksaan Allah.
(HR. Ath-Thabrani dan Al Hakim)
2. Ada dua golongan dari penghuni neraka yang
Aku tidak sampai melihat mereka yaitu suatu
kaum yang menyandang pecut seperti ekor sapi
(yang) dipakai untuk memukuli orang-orang dan
wanita-wanita berpakaian mini, telanjang. Mereka
melenggang bergoyang. Rambutnya ibarat punuk
unta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga
atau mencium harumnya surga yang sebenarnya
dapat dirasakan dari jarak sekian sekian. (HR.
Muslim)
3. Tercatat atas anak Adam nasibnya dari
perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua
mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya
mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya
memaksa (memegang dengan keras), kaki
zinanya melangkah (berjalan) dan hati yang
berhasrat dan berharap. Semua itu dibenarkan
(direalisir atau diwujudkan) oleh kelamin atau
digagalkannya. (HR. Bukhari)
4. Perzinaan mengakibatkan kemiskinan. (HR. Al-
Baihaqi dan Asysyihaab)
5. Perbuatan lesbian di antara kaum wanita
adalah perzinaan. (HR. Ath-Thabrani)
Riya dan Nifak
1. Riya menyia-nyiakan amal sebagaimana syirik
menyia-nyiakannya. (HR. Ar-Rabii’)
2. Yang paling aku takuti atas kamu sesudah aku
tiada ialah orang munafik yang pandai bersilat
lidah. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
3. Tidak akan tiba hari kiamat sampai penguasa-
penguasa tiap umat ialah orang-orang yang
munafik. (HR. Ar-Rabii’)
4. Sesungguhnya riya adalah syirik yang kecil.
(HR. Ahmad dan Al Hakim)
5. Seburuk-buruk manusia ialah orang yang
mempunyai dua muka, mendatangi kelompok ini
dengan wajah yang satu dan mendatangi
kelompok lain dengan wajahnya yang lain.
(Mutafaq’alaih)
6. Orang yang riya berciri tiga, yakni apabila di
hadapan orang dia giat tapi bila sendirian dia
malas, dan selalu ingin mendapat pujian dalam
segala urusan. Sedangkan orang munafik ada
tiga tanda yakni apabila berbicara bohong, bila
berjanji tidak ditepati, dan bila diamanati dia
berkhianat. (HR. Ibnu Babawih).
7. Paling banyak orang munafik dari umatku ialah
yang pandai bacaannya. (HR. Bukhari)
8. Menyukai sanjungan dan pujian membuat
orang buta dan tuli. (HR. Ad-Dailami).
9. Bila kamu melihat orang-orang yang sedang
memuji-muji dan menyanjung-nyanjung maka
taburkanlah pasir ke wajah-wajah mereka. (HR.
Ahmad)
Ujian dan Cobaan
1. Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian
dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla
bila menyenangi suatu kaum Allah menguji
mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya
manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka
maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)
2. Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang
lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya
kebaikan dan menghapus darinya dosa. (HR.
Bukhari)
3. Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya
kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, siapakah
orang yang paling berat ujian dan cobaannya?”
Nabi Saw menjawab, “Para nabi kemudian yang
meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru
(menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut
kadar agamanya. Kalau agamnya tipis (lemah)
dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila
imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras).
Seorang diuji terus-menerus sehingga dia
berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa.
(HR. Bukhari)
4. Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan
baginya maka dia diuji (dicoba dengan suatu
musibah). (HR. Bukhari)
5. Seorang hamba memiliki suatu derajat di
surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya
dengan amal-amal kebaikannya maka Allah
menguji dan mencobanya agar dia mencapai
derajat itu. (HR. Ath-Thabrani)
6. Apabila Allah menyenangi hamba maka dia
diuji agar Allah mendengar permohonannya
(kerendahan dirinya). (HR. Al-Baihaqi)
7. Apabila Aku menguji hambaKu dengan
membutakan kedua matanya dan dia bersabar
maka Aku ganti kedua matanya dengan surga.
(HR. Ahmad)
8. Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit,
kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau
kesedihan (kesusahan) sampai pun duri yang
menusuk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah
menghapus dosa-dosanya. (HR. Bukhari)
9. Seorang mukmin meskipun dia masuk ke
dalam lobang biawak, Allah akan menentukan
baginya orang yang mengganggunya. (HR. Al
Bazzaar)
10. Tidak semestinya seorang muslim menghina
dirinya. Para sahabat bertanya, “Bagaimana
menghina dirinya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw
menjawab, “Melibatkan diri dalam ujian dan
cobaan yang dia tak tahan menderitanya.” (HR.
Ahmad dan Tirmidzi)
11. Bukanlah dari (golongan) kami orang yang
menampar-nampar pipinya dan merobek-robek
bajunya apalagi berdoa dengan doa-doa jahiliyah.
(HR. Bukhari)
Penjelasan:
Dilakukan pada saat kematian anggota keluarga
pada jaman jahiliyah.
12. Allah menguji hambaNya dengan
menimpakan musibah sebagaimana seorang
menguji kemurnian emas dengan api
(pembakaran). Ada yang ke luar emas murni.
Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan.
Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan
itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti
emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah
(musibah). (HR. Ath-Thabrani)
13. Salah seorang dari mereka lebih senang
mengalami ujian dan cobaan daripada seorang
dari kamu (senang) menerima pemberian. (HR.
Abu Ya’la)
14. Sesungguhnya Allah Azza Wajalla menguji
hambanya dalam rezeki yang diberikan Allah
kepadanya. Kalau dia ridho dengan bagian yang
diterimanya maka Allah akan memberkahinya dan
meluaskan pemberianNya. Kalau dia tidak ridho
dengan pemberianNya maka Allah tidak akan
memberinya berkah. (HR. Ahmad)
17. Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya
atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak
dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi
hak atas Allah untuk mengampuninya. (HR. Ath-
Thabrani)
15. Bencana yang paling payah ialah bila kamu
membutuhkan apa yang ada di tangan orang lain
dan kamu ditolak (pemberiannya). (HR. Ad-
Dailami)
16. Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu
bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan
menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka
keselamatan dan mereka tergolong orang-orang
yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)
Amal Perbuatan
1. Allah tidak menerima iman tanpa amal
perbuatan dan tidak pula menerima amal
perbuatan tanpa iman. (HR. Ath-Thabrani)
2. Sesungguhnya jika Allah Ta’ala menghendaki
kebaikan bagi seorang hamba maka dia
dikaryakannya. Para sahabat lalu bertanya
tentang sabda Nabi Saw tersebut, “Bagaimana
dikaryakannya itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw
menjawab, “Diberinya taufiq untuk beramal
sholeh sebelum wafatnya.” (Mashabih Assunnah)
3. Barangsiapa melakukan amal perbuatan yang
bukan atas perintah kami maka itu tertolak. (HR.
Muslim)
Penjelasan:
Yang dimaksud adalah amal perbuatan yang
berhubungan dengan pelaksanaan peribadatan.
4. Seorang yang melakukan perbuatan di dalam
batu besar yang tidak ada pintu maupun lubang
anginnya, pasti akan diketahui manusia apapun
yang terjadi (mau tidak mau). (HR. Al Hakim)
5. Seorang melakukan amalan-amalan ahli surga
sebagaimana tampak bagi orang-orang tetapi
sesungguhnya dia termasuk penghuni neraka,
dan seorang lagi melakukan amalan-amalan ahli
neraka sebagaimana disaksikan orang-orang
tetapi sebenarnya dia tergolong penghuni surga.
(HR. Bukhari)
6. Dunia dihuni empat ragam manusia. Pertama,
seorang hamba diberi Allah harta kekayaan dan
ilmu pengetahuan lalu bertakwa kepada Robbnya,
menyantuni sanak-keluarganya dan melakukan
apa yang diwajibkan Allah atasnya maka dia
berkedudukan paling mulia. Kedua, seorang yang
diberi Allah ilmu pengetahuan saja, tidak diberi
harta, tetapi dia tetap berniat untuk bersungguh-
sungguh. Sebenarnya jika memperoleh harta dia
juga akan berbuat seperti yang dilakukan
rekannya (kelompok yang pertama). Maka pahala
mereka berdua ini adalah (kelompok pertama dan
kedua) sama. Ketiga, seorang hamba diberi Allah
harta kekayaan tetapi tidak diberi ilmu
pengetahuan. Dia membelanjakan hartanya
dengan berhamburan (foya-foya) tanpa ilmu
(kebijaksanaan). Ia juga tidak bertakwa kepada
Allah, tidak menyantuni keluarga dekatnya, dan
tidak memperdulikan hak Allah. Maka dia
berkedudukan paling jahat dan keji. Keempat,
seorang hamba yang tidak memperoleh rezeki
harta maupun ilmu pengetahuan dari Allah lalu
dia berkata seandainya aku memiliki harta
kekayaan maka aku akan melakukan seperti
layaknya orang-orang yang menghamburkan
uang, serampangan dan membabi-buta (kelompok
yang ketiga), maka timbangan keduanya sama.
(HR. Tirmidzi dan Ahmad)
7. Seorang yang kurang amalan-amalannya maka
Allah akan menimpanya dengan kegelisahan dan
kesedihan. (HR. Ahmad)
8. Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah,
yang bagaimanakah orang yang baik itu?” Nabi
Saw menjawab, “Yang panjang usianya dan baik
amal perbuatannya.” Dia bertanya lagi, “Dan yang
bagaimana orang yang paling buruk (jahat)?”
Nabi Saw menjawab, “Adalah orang yang panjang
usianya dan jelek amal perbuatannya.” (HR. Ath-
Thabrani dan Abu Na’im)
9. Amalan-amalan yang paling disukai Allah ialah
yang lestari (langgeng atau berkesinambungan)
meskipun sedikit. (HR. Bukhari)
10. Jangan mengagumi amal perbuatan sampai
ia menyelesaikan yang terakhir. (HR. Ath-
Thabrani dan Al Bazzar)
11. Lakukan apa yang mampu kamu amalkan.
Sesungguhnya Allah tidak jemu sehingga kamu
sendiri jemu. (HR. Bukhari)
12. Amalkan semua yang diwajibkan (fardhu)
Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling
bertakwa. (Ath-Thahawi)
Kezaliman
1. Jauhilah kezaliman, sesungguhnya kezaliman
adalah kegelapan pada hari kiamat. Jauhilah
kekikiran, sesungguhnya kekikiran telah
membinasakan (umat-umat) sebelum kamu,
mereka saling membunuh dan menghalalkan apa-
apa yang diharamkan. (HR. Bukhari)
2. Barangsiapa berjalan bersama seorang yang
zalim untuk membantunya dan dia mengetahui
bahwa orang itu zalim maka dia telah ke luar dari
agama Islam. (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
3. Do’anya seorang yang dizalimi terkabul
meskipun dia orang jahat dan kejahatannya
menimpa dirinya sendiri. (HR. Ahmad)
4. Waspadalah terhadap do’a orang yang dizalimi.
Sesungguhnya antara dia dengan Allah tidak ada
tabir penyekat. (HR. Mashabih Assunnah)
5. Sesungguhnya Allah Azza Wajalla
menangguhkan azabnya terhadap orang zalim
dan bila mengazabnya tidak akan luput.
Kemudian Rasulullah membacakan doa dalam
surat Hud ayat 102: “Dan begitulah azab
Tuhanmu, apabila Dia mengazab penduduk
negeri-negeri yang berbuat zalim. Sesungguhnya
azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi
keras.” (HR. Muslim)
6. Allah Azza Wajalla berfirman (hadits Qudsi):
“Dengan keperkasaan dan keagunganKu, Aku
akan membalas orang zalim dengan segera atau
dalam waktu yang akan datang. Aku akan
membalas terhadap orang yang melihat seorang
yang dizalimi sedang dia mampu menolongnya
tetapi tidak menolongnya.” (HR. Ahmad)
7. Kebaikan yang paling cepat mendapat
ganjaran ialah kebajikan dan menyambung
hubungan kekeluargaan, dan kejahatan yang
paling cepat mendapat hukuman ialah kezaliman
dan pemutusan hubungan kekeluargaan. (HR.
Ibnu Majah)
8. Bila orang-orang melihat seorang yang zalim
tapi mereka tidak mencegahnya dikhawatirkan
Allah akan menimpakan hukuman terhadap
mereka semua. (HR. Abu Dawud)
9. Barangsiapa menzalimi orang lain terhadap
sejengkal lahan maka kelak dia akan dililit
dengan tujuh bumi. (HR. Bukhari dan Muslim)
Murah Hati – Boros – Kikir
1. Tangan yang di atas (pemberi) lebih baik
daripada tangan yang di bawah (penerima). (HR.
Bukhari)
2. Maafkanlah kesalahan orang yang murah hati
(dermawan). Sesungguhnya Allah menuntun
tangannya jika dia terpeleset (jatuh). Seorang
pemurah hati dekat kepada Allah, dekat kepada
manusia dan dekat kepada surga. Seorang yang
bodoh tapi murah hati (dermawan) lebih disukai
Allah daripada seorang alim (tekun beribadah)
tapi kikir. (HR. Ath-Thabrani)
3. Barangsiapa melakukan pemborosan (royal
dan tabdzir) maka Allah akan mencegahnya dari
perolehan (rezekiNya). (HR. Asysyihaab)
4. Tidak akan berkumpul dalam hati seorang
hamba kekikiran dan keimanan. (HR.
Aththalayisi)
5. Jauhilah kekikiran. Sesungguhnya kekikiran itu
telah rnembinasakan (umat-umat) sebelum
kamu. (HR. Muslim)
6. Kemurahan hati adalah dari (harta) kemurahan
hati dan pemberian Allah. Bermurah hatilah
niscaya Allah bermurah hati kepadamu. (HR.
Ath-Thabrani)
Zuhud dan Tamak
1. Seorang sahabat datang kepada Nabi Saw dan
bertanya, “Ya Rasulullah, tunjukkan kepadaku
suatu amalan yang bila aku amalkan niscaya aku
akan dicintai Allah dan manusia.” Rasulullah Saw
menjawab, “Hiduplah di dunia dengan berzuhud
(bersahaja) maka kamu akan dicintai Allah, dan
jangan tamak terhadap apa yang ada di tangan
manusia, niscaya kamu akan disenangi
manusia.” (HR. Ibnu Majah).
2. Telah sukses orang yang beriman dan
memperoleh rezeki yang kecil dan hatinya pun
akan disenangkan Allah dengan pemberianNya
itu. (HR. Muslim)
Penjelasan:
Dia merasa senang dengan rezeki yang diberikan
Allah meskipun sedikit.
3. Ya Allah, langsungkan hidupku dalam
kemiskinan dan wafatkan aku dalam keadaan
miskin, dan bangkitkan pula aku kembali dalam
kelompok orang-orang miskin. (HR. Bukhari)
4. Robbku menawarkan kepadaku untuk
menjadikan lembah Mekah seluruhnya emas. Aku
menjawab, “Jangan ya Allah, aku ingin satu hari
kenyang dan satu hari lapar. Apabila aku lapar
aku akan memohon dan ingat kepada-Mu dan bila
kenyang aku akan bertahmid dan bersyukur
kepada-Mu.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
5. Cukup bagi anak Adam beberapa suap
makanan untuk menegakkan tulang
punggungnya. (HR. Ath-Thabrani)
6. Barangsiapa ridho dengan rezeki yang sedikit
dari Allah maka Allah akan ridho dengan amal
yang sedikit dari dia, dan menanti-nanti
(mengharap-harap) kelapangan adalah suatu
ibadah. (HR. Bukhari)
7. Kepuasan (rela dengan bagiannya) adalah
pusaka yang tidak bisa hilang. (HR. Al-Baihaqi)
8. Barangsiapa zuhud di dunia maka ringan
baginya segala musibah. (HR. Asysyihaab)
9. Dua orang pelahap yang tidak pernah kenyang
yaitu penuntut ilmu dan penuntut dunia. (HR. Al
Bazzaar)
10. Ketamakan menghilangkan kebijaksanaan dari
hati para ulama. (HR. Ath-Thabrani)
11. Kekayaan bukan banyaknya harta-benda yang
dimiliki tetapi kekayaan jiwa. (HR. Bukhari)
Keberanian dan Ketakutan
1. Rasa takut (segan) terhadap manusia jangan
sampai menghalangi kamu untuk menyatakan
apa yang sebenarnya jika memang benar kamu
melihatnya, menyaksikan atau mendengarnya.
(HR. Ahmad)
2. Rasa takut (segan) kepada manusia jangan
sampai mencegah seorang apabila rnengetahui
suatu yang hak untuk menegakkannya. (HR.
Ahmad)
3. Di antara wasiat-wasiat (pesan-pesan)
Rasulullah Saw adalah: “Jangan takut berada di
jalan Allah terhadap celaan orang yang suka
mencela.” Aku berkata, “Tambah lagi ya
Rasulullah.” Beliau melanjutkan pesannya:
“Katakanlah apa yang hak meskipun akibatnya
terasa pahit.”( HR. Ibnu Hibban)
Benar dan Dusta
1. Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya
kebenaran membawa kepada kebajikan dan
kebajikan membawa ke surga. Selama seorang
benar dan selalu memilih kebenaran dia tercatat
di sisi Allah seorang yang benar (jujur). Hati-
hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta
membawa kepada kejahatan dan kejahatan
membawa kepada neraka. Selama seorang dusta
dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi Allah
sebagai seorang pendusta (pembohong). (HR.
Bukhari)
2. Tanda-tanda orang munafik ada tiga, yaitu bila
berbicara dusta, bila berjanji tidak ditepati, dan
bila diamanati dia berkhianat. (HR. Muslim)
3. Celaka bagi orang yang bercerita kepada satu
kaum tentang kisah bohong dengan maksud agar
mereka tertawa. Celakalah dia…celaka dia. (HR.
Abu Dawud dan Ahmad)
4. Seorang mukmin mempunyai tabiat atas
segala sifat aib kecuali khianat dan dusta. (HR.
Al Bazzaar)
5. Rasulullah Saw membolehkan dusta dalam
tiga perkara, yaitu dalam peperangan, dalam
rangka mendamaikan antara orang-orang yang
bersengketa dan pembicaraan suami kepada
isterinya. (HR. Ahmad)
Penjelasan:
Bila dikhawatirkan ucapan suami yang benar
dapat berakibat buruk, maka suami boleh
berdusta kepada isteri untuk memelihara
kerukunan.
6. Suatu khianat besar bila kamu berbicara
kepada kawanmu dan dia mempercayai kamu
sepenuhnya padahal dalam pembicaraan itu
kamu berbohong kepadanya. (HR. Ahmad dan
Abu Dawud)
7. Sesungguhnya Allah menyukai dusta yang
bertujuan untuk memperbaiki dan mendamaikan
(merukunkan), dan Allah membenci kebenaran
(kejujuran) yang mengakibatkan kerusakan. (HR.
Ibnu Babawih)
Tolong-Menolong
1. Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya
seumpama bangunan saling mengokohkan satu
dengan yang lain. (Kemudian Rasulullah Saw
merapatkan jari-jari tangan beliau).
(Mutafaq’alaih)
2. Kaum muslimin ibarat satu tangan terhadap
orang-orang yang di luar mereka. (HR.
Asysyihaab)
3. Kekuatan disertakan kepada jama’ah.
Barangsiapa menyimpang (serong dan
memisahkan diri) maka dia menyimpang menuju
neraka. (HR. Tirmidzi)
4. Tiadalah kamu mendapat pertolongan
(bantuan) dan rezeki kecuali karena orang-orang
yang lemah dari kalangan kamu. (HR. Bukhari)
5. Pertolonganmu terhadap orang lemah adalah
sodaqoh yang paling afdol. (HR. Ibnu Abi Ad-
Dunia dan Asysyihaab)
6. Allah selalu menolong orang selama orang itu
selalu menolong saudaranya (semuslim). (HR.
Ahmad)
7. Seorang menjadi kuat karena banyak
kawannya. (HR. Ibnu Abi Ad-Dunia dan
Asysyihaab)
Sabar
1. Sabar adalah separo iman dan keyakinan
adalah seluruh keimanan. (HR. Ath-Thabrani dan
Al-Baihaqi)
2. Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan
kepada seorang hamba yang lebih luas baginya
daripada sabar. (HR. Al Hakim)
3. Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat
bermula (pertama kali) tertimpa musibah. (HR.
Bukhari)
4. Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan,
yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan
musibah dan merahasiakan sodaqoh (yang kita
keluarkan). (HR. Ath-Thabrani)
5. Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari
fitnah-fitnah dan orang yang bila terkena ujian
dan cobaan dia bersabar. (HR. Ahmad dan Abu
Dawud)
Akhlak yang Buruk
1. Berhati-hatilah terhadap buruk sangka.
Sesungguhnya buruk sangka adalah ucapan yang
paling bodoh. (HR. Bukhari)
2. Makar, tipu muslihat dan pengkhianatan
rnenyeret pelakunya ke neraka. (HR. Abu Dawud)
3. Orang yang paling dibenci Allah ialah yang
bermusuh-musuhan dengan keji dan kejam. (HR.
Bukhari)
4. Bila hilang budaya malumu lakukanlah apa
saja yang kamu kehendaki. (HR. Bukhari)
5. Sesungguhnya Allah membenci orang yang
keji, yang berkata kotor dan membenci orang
yang meminta-minta dengan memaksa. (AR. Ath-
Thahawi)
6. Sesungguhnya Allah tidak menyukai banyak
bicara, menghambur-hamburkan harta dan terlalu
banyak bertanya. (HR. Bukhari)
7. Semua (dosa) umatku akan diampuni kecuali
orang yang berbuat (dosa) terang-terangan, yaitu
yang melakukan perbuatan dosa pada malam hari
lalu Allah menutup-nutupinya kemudian pada
esok harinya dia bercerita kepada kawannya,
“Tadi malam aku berbuat begini…begini…” Lalu
dia membongkar rahasia yang telah ditutup-
tutupi Allah ‘Azza wajalla. (Mutafaq’alaih)
8. Barangsiapa mengintai-ngintai (menyelidiki)
keburukan saudaranya semuslim maka Allah akan
mengintai-intai keburukannya. Barangsiapa diintai
keburukannya oleh Allah maka Allah akan
mengungkitnya (membongkarnya) walaupun dia
melakukan itu di dalam (tengah-tengah)
rumahnya. (HR. Ahmad)
9. Sesungguhnya bila kamu mengintai-intai
keburukan orang maka kamu telah merusak
mereka atau hampir merusak mereka. (HR.
Ahmad)
10. Di antara tanda-tanda kesengsaraan adalah
mata yang beku, hati yang kejam, dan terlalu
memburu kesenangan dunia serta orang yang
terus-menerus melakukan perbuatan dosa. (HR.
Al Hakim)
11. Tahukah kamu siapa orang yang bangkrut?
Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya
lebih mengetahui.” Nabi Saw lalu berkata, ”
Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku
ialah (orang) yang datang pada hari kiamat
dengan membawa amalan puasa, shalat dan
zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang ini
dan menuduh orang itu berbuat zina. Dia pernah
memakan harta orang itu lalu dia menanti orang
ini menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai
tebusan) dan orang itu mengambil pula
pahalanya. Bila pahala-pahalanya habis sebelum
selesai tuntutan dan ganti tebusan atas dosa-
dosanya maka dosa orang-orang yang menuntut
itu diletakkan di atas bahunya lalu dia
dihempaskan ke api neraka.” (HR. Muslim)
12. Sesungguhnya Allah membenci orang yang
selalu berwajah muram di hadapan kawan-
kawannya. (HR. Ad-Dailami)
13. Sesungguhnya orang yang paling buruk
kedudukannya di sisi Allah ialah yang dijauhi
manusia karena ditakuti kejahatannya.
(Mutafaq’alaih)
14. Dua sifat tidak akan bertemu dalam diri
seorang mukmin yaitu kikir (bakhil) dan akhlak
yang buruk. (HR. Ahmad)
15. Akan tiba satu jaman atas manusia dimana
perhatian mereka hanya tertuju pada urusan
perut dan kehormatan mereka hanya benda
semata-mata. Kiblat mereka hanya urusan wanita
(seks) dan agama mereka adalah harta mas dan
perak. Mereka adalah makhluk Allah yang
terburuk dan tidak akan memperoleh bagian yang
menyenangkan di sisi Allah. (HR. Ad-Dailami)
16. Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk
meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak
mengurusi (membicarakan) aib-aib orang lain.
(HR. Ad-Dailami)
17. Sesungguhnya Allah membenci orang yang
berhati kasar (kejam dan keras), sombong,
angkuh, bersuara keras di pasar-pasar (tempat
umum) pada malam hari serupa bangkai dan
pada siang hari serupa keledai, mengetahui
urusan-urusan dunia tetapi jahil (bodoh dan tidak
mengetahui) urusan akhirat. (HR. Ahmad)
18. Barangsiapa menyerupai (meniru-niru)
tingkah-laku suatu kaum maka dia tergolong dari
mereka. (HR. Abu Dawud)
19. Kelak akan menimpa umatku penyakit umat-
umat terdahulu yaitu penyakit sombong, kufur
nikmat dan lupa daratan dalam memperoleh
kenikmatan. Mereka berlomba mengumpulkan
harta dan bermegah-megahan dengan harta.
Mereka terjerumus dalam jurang kesenangan
dunia, saling bermusuhan dan saling iri, dengki,
dan dendam sehingga mereka melakukan
kezaliman (melampaui batas). (HR. Al Hakim)
Akhlak
1. Paling dekat dengan aku kedudukannya pada
had kiamat adalah orang yang paling baik
akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang
paling baik terhadap keluarganya. (HR. Ar-Ridha)
2. Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam
timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang
baik. (HR. Abu Dawud)
3. Ummu Salamah, isteri Nabi Saw bertanya, “Ya
Rasulullah, seorang wanita dari kami ada yang
kawin dua, tiga dan empat kali lalu dia wafat dan
masuk surga bersama suami-suaminya juga.
Siapakah kelak yang akan menjadi suaminya di
surga?” Nabi Saw menjawab, “Dia disuruh
memilih dan yang dia pilih adalah yang paling
baik akhlaknya dengan berkata, “Ya Robbku,
orang ini ketika dalam negeri dunia paling baik
akhlaknya terhadapku. Kawinkanlah aku dengan
dia. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik
membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan
akhirat.” (HR. Ath-Thabrani)
4. Kamu tidak bisa memperoleh simpati semua
orang dengan hartamu tetapi dengan wajah yang
menarik (simpati) dan dengan akhlak yang baik.
(HR. Abu Ya’la dan Al-Baihaqi)
5. Kebajikan itu ialah akhlak yang baik dan dosa
itu ialah sesuatu yang merisaukan dirimu dan
kamu tidak senang bila diketahui orang lain. (HR.
Muslim)
6. Ya Rasulullah, terangkan tentang Islam dan
aku tidak perlu lagi bertanya-tanya kepada orang
lain. Nabi Saw menjawab, “Katakan: ‘Aku
beriman kepada Allah lalu bersikaplah lurus
(jujur)’.” (HR. Muslim)
7. Jauhilah segala yang haram niscaya kamu
menjadi orang yang paling beribadah. Relalah
dengan pembagian (rezeki) Allah kepadamu
niscaya kamu menjadi orang paling kaya.
Berperilakulah yang baik kepada tetanggamu
niscaya kamu termasuk orang mukmin. Cintailah
orang lain pada hal-hal yang kamu cintai bagi
dirimu sendiri niscaya kamu tergolong muslim,
dan janganlah terlalu banyak tertawa.
Sesungguhnya terlalu banyak tertawa itu
mematikan hati. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
8. Di antara akhlak seorang mukmin adalah
berbicara dengan baik, bila mendengarkan
pembicaraan tekun, bila berjumpa orang dia
menyambut dengan wajah ceria dan bila berjanji
ditepati. (HR. Ad-Dailami)
9. Tidak ada kemelaratan yang lebih parah dari
kebodohan dan tidak ada harta (kekayaan) yang
lebih bermanfaat dari kesempurnaan akal. Tidak
ada kesendirian yang lebih terisolir dari ujub
(rasa angkuh) dan tidak ada tolong-menolong
yang lebih kokoh dari musyawarah. Tidak ada
kesempurnaan akal melebihi perencanaan (yang
baik dan matang) dan tidak ada kedudukan yang
lebih tinggi dari akhlak yang luhur. Tidak ada
wara’ yang lebih baik dari menjaga diri
(memelihara harga dan kehormatan diri), dan
tidak ada ibadah yang lebih mengesankan dari
tafakur (berpikir), serta tidak ada iman yang lebih
sempurna dari sifat malu dan sabar. (HR. Ibnu
Majah dan Ath-Thabrani)
10. Menghemat dalam nafkah separo pendapatan
(belanja), dan mengasihi serta menyayangi orang
lain adalah separo akal, sedangkan bertanya
dengan baik adalah separo ilmu. (HR. Ath-
Thabrani)
11. Kemuliaan orang adalah agamanya, harga
dirinya (kehormatannya) adalah akalnya,
sedangkan ketinggian kedudukannya adalah
akhlaknya. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
12. Kebijaksanaan adalah tongkat yang hilang
bagi seorang mukmin. Dia harus mengambilnya
dari siapa saja yang didengarnya, tidak peduli
dari sumber mana datangnya. (HR. Ibnu Hibban)
13. Kalau kamu sudah tidak punya malu lagi,
lakukanlah apa yang kamu kehendaki. (HR.
Bukhari)
14. Tidak ada sesuatu yang ditelan seorang
hamba yang lebih afdhol di sisi Allah daripada
menelan (menahan) amarah yang ditelannya
karena keridhoan Allah Ta’ala. (HR. Ahmad)
15. Seorang sahabat berkata kepada Nabi Saw,
“Ya Rasulullah, berpesanlah kepadaku.” Nabi Saw
berpesan, “Jangan suka marah (emosi).” Sahabat
itu bertanya berulang-ulang dan Nabi Saw tetap
berulang kali berpesan, “Jangan suka
marah.” (HR. Bukhari)
16. Barangsiapa banyak diam maka dia akan
selamat. (HR. Ahmad)
17. Hati-hatilah terhadap prasangka.
Sesungguhnya prasangka adalah omongan paling
dusta. (HR. Bukhari)
18. Bukan akhlak seorang mukmin berbicara
dengan lidah yang tidak sesuai kandungan
hatinya. Ketenangan (sabar dan berhati-hati)
adalah dari Allah dan tergesa-gesa (terburu-buru)
adalah dari setan. (HR. Asysyihaab)
19. Seorang yang baik keislamannya ialah yang
meninggalkan apa-apa yang tidak berkepentingan
dengannya. (HR. Tirmidzi)
20. Dekatkan dirimu kepada-Ku (Allah) dengan
mendekatkan dirimu kepada kaum lemah dan
berbuatlah ihsan kepada mereka. Sesungguhnya
kamu memperoleh rezeki dan pertolongan karena
dukungan dan bantuan kaum lemah di kalangan
kamu. (HR. Muslim)
21. Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia. (HR. Al
Bazzaar)
22. Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya
semuslim maka Allah akan mengangkat
derajatnya, dan barangsiapa mengangkat diri
terhadapnya maka Allah akan merendahkannya.
(HR. Ath-Thabrani)
23. Allah mewahyukan kepadaku agar kamu
berprilaku rendah hati agar tidak ada orang yang
menzalimi orang lain atau menyombongkan
dirinya terhadap orang lain. (HR. Ahmad)
25. Sifat malu adalah dari iman dan keimanan itu
di surga, sedangkan perkataan busuk adalah
kebengisan tabi’at dan kebengisan tabi’at di
neraka. (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
26. Sesungguhnya cemburu (yakni cemburu yang
wajar dan masuk akal adalah bagian) dari
keimanan. (HR. Al-Baihaqi dan Ibnu Babawih)
27. Kebajikan ialah akhlak yang baik dan dosa
ialah sesuatu yang mengganjal dalam dadamu
dan kamu tidak suka bila diketahui orang lain.
(HR. Muslim)
28. Mintalah fatwa (keterangan hukum) kepada
hati dan jiwamu. Kebajikan ialah apa yang
menyebabkan jiwa dan hati tentram kepadanya,
sedangkan dosa ialah apa yang merisaukan jiwa
dan menyebabkan ganjalan dalam dada walaupun
orang-orang meminta atau memberi fatwa
kepadamu. (HR. Muslim)
24. Orang yang membawa (mengangkut) sendiri
barang dagangannya maka dia terbebas dari
kesombongan. (HR. Al-Baihaqi)
Anak Yatim
1. Aku dan pengasuh anak yatim (kelak) di surga
seperti dua jari ini. (HR. Bukhari)
Penjelasan:
(Rasulullah Saw. menunjuk jari telunjuk dan jari
tengah dan merapatkan keduanya).
2. Sebaik-baik rumah kaum muslimin ialah rumah
yang terdapat di dalamnya anak yatim yang
diperlakukan (diasuh) dengan baik, dan seburuk-
buruk rumah kaum muslimin ialah rumah yang di
dalamnya terdapat anak yatim tapi anak itu
diperlakukan dengan buruk. (HR. Ibnu Majah)
3. Aku dan seorang wanita yang pipinya kempot
dan wajahnya pucat bersama-sama pada hari
kiamat seperti ini (Nabi Saw menunjuk jari
telunjuk dan jari tengah). Wanita itu ditinggal
wafat suaminya dan tidak mau kawin lagi. Dia
seorang yang berkedudukan terhormat dan cantik
namun dia mengurung dirinya untuk menekuni
asuhan anak-anaknya yang yatim sampai mereka
kawin (berkeluarga dan berumah tangga) atau
mereka wafat. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
4. Harta-benda anak yatim tidak terkena zakat
sampai dia baligh. (HR. Abu Ya’la dan Abu
Hanifah)
5. Tidak disebut lagi anak yatim bila sudah
baligh. (HR. Abu Hanifah)
6. Demi yang mengutus aku dengan hak, Allah
tidak akan menyiksa orang yang mengasihi dan
menyayangi anak yatim, berbicara kepadanya
dengan lembut dan mengasihi keyatiman serta
kelemahannya, dan tidak bersikap angkuh dengan
apa yang Allah anugerahkan kepadanya terhadap
tetangganya. Demi yang mengutus aku dengan
hak, Allah tidak akan menerima sedekah seorang
yang mempunyai kerabat keluarga yang
membutuhkan santunannya sedang sedekah itu
diberikan kepada orang lain. Demi yang jiwaku
dalam genggamanNya, ketahuilah, Allah tidak
akan memandangnya (memperhatikannya) kelak
pada hari kiamat. (HR. Ath-Thabrani)
7. Barangsiapa menjadi wali atas harta anak
yatim hendaklah diperkembangkan
(diperdagangkan) dan jangan dibiarkan harta itu
susut karena dimakan sodaqoh (zakat). (HR. Al-
Baihaqi)
Pembantu Rumah Tangga dan
Para Budak
1. Abu Sa’id Al Badri berkata, “Aku sedang
menyambuk budakku yang muda, lalu aku
mendengar suara orang menyeru dari
belakangku. Orang itu berkata, “Ketahuilah hai
Aba Mas’ud.” Sungguh aku tidak tahu suara
siapakah itu karena ketika itu aku sedang berang
(marah). Ketika orang itu mendekatiku tahulah
aku ternyata yang datang adalah Rasulullah Saw.
Beliau berkata, “Ketahuilah hai Aba Mas’ud…
Ketahuilah hai Aba Mas’ud.” Mendengar
perkataan itu aku campakkan cambuk dari
tanganku. Beliau kemudian melanjutkan
ucapannya, “Ketahuilah, hai Aba Mas’ud,
sesungguhnya Allah lebih mampu bertindak
terhadapmu daripada tindakanmu terhadap anak
muda itu.” Aku spontan menjawab, “Ya
Rasulullah, dia sekarang ini aku merdekakan
karena Allah.” Nabi Saw berkata, “Kalau kamu
tidak memerdekakannya maka api neraka akan
menjilatmu.” (HR. Muslim)
2. Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah
Saw, “Pelayan (pembantu rumah tangga) saya
berbuat keburukan dan kezaliman.” Nabi Saw
menjawab, “Kamu harus memaafkannya setiap
hari tujuh puluh kali.” (HR. Al-Baihaqi)
3. Apa yang kamu ringankan dari pekerjaan
pembantumu bagimu pahala di neraca
timbanganmu. (HR. Ibnu Hibban)
4. Bagi seorang budak jaminan pangan dan
sandangnya. Dia tidak boleh dipaksa melakukan
pekerjaan yang tidak mampu dilakukannya. (HR.
Muslim)
5. Pelayan-pelayanmu adalah saudara-
saudaramu. Allah menjadikan mereka bernaung
di bawah kekuasaanmu. Barangsiapa saudaranya
yang berada di bawah naungan kekuasaannya
hendaklah mereka diberi makan serupa dengan
yang dia makan dan diberi pakaian serupa
dengan yang dia pakai. Janganlah membebani
mereka dengan pekerjaan yang tidak dapat
mereka tunaikan. Jika kamu memaksakan suatu
pekerjaan hendaklah kamu ikut membantu
mereka. (HR. Bukhari)
6. Ada tiga golongan orang yang kelak pada hari
kiamat akan menjadi musuhku. Barangsiapa
menjadi musuhku maka aku memusuhinya.
Pertama, seorang yang berjanji setia kepadaku
lalu dia ingkar (berkhianat). Kedua, seorang yang
menjual orang yang merdeka (bukan budak) lalu
memakan uang harga penjualannya. Ketiga,
seorang yang mengkaryakan (memperkerjakan)
seorang buruh tapi setelah menyelesaikan
pekerjaannya orang tersebut tidak memberinya
upah. (HR. Ibnu Majah)
7. Jangan memukul budak perempuanmu hanya
karena dia memecahkan barang pecah-belahmu.
Sesungguhnya barang pecah-belah itu ada waktu
ajalnya seperti ajalnya manusia. (HR. Abu Na’im
dan Ath-Thabrani)
8. Berikanlah kepada buruh upahnya sebelum
kering keringatnya. (HR. Abu Ya’la)
9. Apabila seseorang memukul pelayannya
(pembantunya) lalu dia menyebut Allah maka
hendaklah dia mengangkat tangannya
(menghentikan niat memukul). (HR. Tirmidzi dan
Ahmad)
10. Berdosalah orang yang menahan pemberian
pangan kepada orang yang menjadi
tanggungannya. (HR. Muslim)
11. Nabi Saw melarang memperkerjakan seorang
buruh sebelum jelas upah yang akan diterimanya.
(HR. An-Nasaa’i)
12. Menzhalimi upah terhadap buruh termasuk
dosa besar. (HR. Ahmad)
13. Seorang budak yang setia kepada tuannya
dan beribadah kepada Robbnya dengan baik
maka baginya dua kali lipat pahala. (HR.
Asysyihaab)
14. Barangsiapa yang merusak hubungan
pelayannya dengan keluarganya bukanlah dia dari
golongan kami dan barangsiapa yang merusak
hubungan seorang wanita dengan suaminya maka
dia juga bukan termasuk golongan kami. (HR. Al-
Baihaqi)
Tetangga
1. Malaikat Jibril Alaihissalam selalu berpesan
kepadaku tentang tetangga sehingga aku mengira
dia akan menetapkan hak waris bagi tetangga.
(HR. Bukhari)
2. Tiap empat puluh rumah adalah tetangga-
tetangga, yang di depan, di belakang, di sebelah
kanan dan di sebelah kiri (rumahnya). (HR. Ath-
Thahawi).
3. Tetangga adalah orang yang paling berhak
membeli rumah tetangganya. (HR. Bukhari dan
Muslim)
4. Janganlah seorang melarang tetangganya
menyandarkan kayunya (dijemur) pada dinding
rumahnya. (HR. Bukhari)
5. Hak tetangga ialah bila dia sakit kamu kunjungi
dan bila wafat kamu menghantar jenazahnya.
Bila dia membutuhkan uang kamu pinjami dan
bila dia mengalami kemiskinan (kesukaran) kamu
tutup-tutupi (rahasiakan). Bila dia memperoleh
kebaikan kamu mengucapkan selamat kepadanya
dan bila dia mengalami musibah kamu datangi
untuk menyampaikan rasa duka. Janganlah
meninggikan bangunan rumahmu melebihi
bangunan rumahnya yang dapat menutup
kelancaran angin baginya dan jangan kamu
mengganggunya dengan bau periuk masakan
kecuali kamu menciduk sebagian untuk diberikan
kepadanya. (HR. Ath-Thabrani)
6. Di antara kebahagiaan seorang muslim ialah
mempunyai tetangga yang shaleh, rumah yang
luas dan kendaraan yang meriangkan. (HR.
Ahmad dan Al Hakim)
7. Nabi Saw berdoa: “Ya Allah, aku berlindung
kepada-Mu dari tetangga yang buruk di tempat
pemukiman. Sesungguhnya tetangga-tetangga
orang-orang Badui suka berpindah-pindah.” (HR.
Ibnu ‘Asakir)
8. Tiada beriman kepadaku orang yang bermalam
(tidur) dengan kenyang sementara tetangganya
lapar padahal dia mengetahui hal itu. (HR. Al
Bazzaar)
9. Barangsiapa ingin disenangi Allah dan
rasulNya hendaklah berbicara jujur, menunaikan
amanah dan tidak mengganggu tetangganya.
(HR. Al-Baihaqi) .
10. Pilihlah tetangga (lihat calon tetangganya
atau lingkungannya dulu) sebelum memilih
rumah. Pilihlah kawan perjalanan sebelum
memilih jalan dan siapkan bekal sebelum
berangkat (bepergian). (HR. Al Khatib)
Ayah – Ibu – Anak – Keluarga
1. Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan
kedua orang tua dan murka Allah pun terletak
pada murka kedua orang tua. (HR. Al Hakim)
2. Seorang datang kepada Nabi Saw. Dia
mengemukakan hasratnya untuk ikut berjihad.
Nabi Saw bertanya kepadanya, “Apakah kamu
masih mempunyai kedua orangg tua?” Orang itu
menjawab, “Masih.” Lalu Nabi Saw bersabda,
“Untuk kepentingan mereka lah kamu
berjihad.” (Mutafaq’alaih)
Penjelasan:
Nabi Saw melarangnya ikut berperang karena dia
lebih diperlukan kedua orang tuanya untuk
mengurusi mereka.
3. Rasulullah Saw pernah berkata kepada
seseorang, “Kamu dan hartamu adalah milik
ayahmu.” (Asy-Syafi’i dan Abu Dawud)
Keterangan:
Terdapat satu riwayat yang cukup panjang
berkaitan dengan hal ini. Dari Jabir Ra
meriwayatkan, ada laki-laki yang datang menemui
Nabi Saw dan melapor. Dia berkata: “Ya
Rasulullah, sesungguhnya ayahku ingin
mengambil hartaku ….” “Pergilah Kau membawa
ayahmu kesini”, perintah beliau. Bersamaan
dengan itu Malaikat Jibril turun menyampaikan
salam dan pesan Allah kepada beliau. Jibril
berkata: “Ya, Muhammad, Allah ‘Azza wa Jalla
mengucapkan salam kepadamu, dan berpesan
kepadamu, kalau orangtua itu datang, engkau
harus menanyakan apa-apa yang dikatakan
dalam hatinya dan tidak didengarkan oleh
teliganya. Ketika orang tua itu tiba, maka nabi
pun bertanya kepadanya: “Mengapa anakmu
mengadukanmu? Apakah benar engkau ingin
mengambil uangnya?” Lelaki tua itu menjawab:
“Tanyakan saja kepadanya, ya Rasulullah,
bukankah saya menafkahkan uang itu untuk
beberapa orang ammati (saudara ayahnya) atau
khalati (saudara ibu) nya, atau untuk keperluan
saya sendiri?” Rasulullah bersabda lagi:
“Lupakanlah hal itu. Sekarang ceritakanlah
kepadaku apa yang engkau katakan di dalam
hatimu dan tak pernah didengar oleh telingamu!”
Maka wajah keriput lelaki itu tiba-tiba menjadi
cerah dan tampak bahagia, dia berkata: “Demi
Allah, ya Rasulullah, dengan ini Allah Swt
berkenan menambah kuat keimananku dengan
ke-Rasul-anmu. Memang saya pernah menangisi
nasib malangku dan kedua telingaku tak pernah
mendengarnya …” Nabi mendesak: “Katakanlah,
aku ingin mendengarnya.” Orang tua itu berkata
dengan sedih dan airmata yang berlinang: “Saya
mengatakan kepadanya kata-kata ini: ‘Aku
mengasuhmu sejak bayi dan memeliharamu
waktu muda. Semua hasil jerih-payahku kau
minum dan kau reguk puas. Bila kau sakit di
malam hari, hatiku gundah dan gelisah, lantaran
sakit dan deritamu, aku tak bisa tidur dan resah,
bagai akulah yang sakit, bukan kau yang
menderita. Lalu airmataku berlinang-linang dan
meluncur deras. Hatiku takut engkau disambar
maut, padahal aku tahu ajal pasti akan datang.
Setelah engkau dewasa, dan mencapai apa yang
kau cita-citakan, kau balas aku dengan
kekerasan, kekasaran dan kekejaman, seolah
kaulah pemberi kenikmatan dan keutamaan.
Sayang…, kau tak mampu penuhi hak ayahmu,
kau perlakukan daku seperti tetangga jauhmu.
Engkau selalu menyalahkan dan membentakku,
seolah-olah kebenaran selalu menempel di dirimu
…, seakanakan kesejukann bagi orang-orang yang
benar sudah dipasrahkan.’ Selanjutnya Jabir
berkata: “Pada saat itu Nabi langsung
memegangi ujung baju pada leher anak itu
seraya berkata: “Engkau dan hartamu milik
ayahmu!” (HR. At-Thabarani dalam “As-Saghir”
dan Al-Ausath).
4. Jangan mengabaikan (membenci dan
menjauhi) orang tuamu. Barangsiapa
mengabaikan orang tuanya maka dia kafir. (HR.
Muslim)
Penjelasan:
Yang dimaksud kufur nikmat dan bukan kufur
akidah.
5. Barangsiapa menisbatkan keturunan dirinya
kepada selain ayahnya sendiri dan dia
mengetahuinya bahwa dia bukan ayah yang
sebenarnya maka surga diharamkan baginya.
(HR. Muslim)
6. Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah,
siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan
dan persahabatanku?” Nabi Saw menjawab,
“ibumu…ibumu…ibumu, kemudian ayahmu dan
kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang
lebih dekat kepadamu.” (Mutafaq’alaih).
7. Ibu dan Bapak berhak makan dari harta milik
anak mereka dengan cara yang makruf. Seorang
anak tidak boleh makan dari harta ibu bapaknya
kecuali dengan ijin mereka. (HR. Ad-Dailami).
8. Barangsiapa berhaji untuk kedua orang tuanya
atau melunasi hutang-hutangnya maka dia akan
dibangkitkan Allah pada hari kiamat dari
golongan orang-orang yang mengamalkan
kebajikan. (HR. Ath-Thabrani dan Ad-Daar
Quthni).
9. Rasulullah Saw ditanya tentang peranan kedua
orang tua. Beliau lalu menjawab, “Mereka adalah
(yang menyebabkan) surgamu atau
nerakamu.” (HR. Ibnu Majah)
Penjelasan:
Kalau berbakti masuk surga dan kalau bersikap
durhaka kepada mereka masuk neraka.
10. Apabila seorang meninggalkan do’a bagi
kedua orang tuanya maka akan terputus
rezekinya. (HR. Ad-Dailami)
11. Termasuk dosa besar seorang yang mencaci-
maki ibu-bapaknya. Mereka bertanya,
“Bagaimana (mungkin) seorang yang mencaci-
maki ayah dan ibunya sendiri?” Nabi Saw
menjawab, “Dia mencaci-maki ayah orang lain
lalu orang itu (membalas) mencaci-maki ayahnya
dan dia mencaci-maki ibu orang lain lalu orang
lain itupun (membalas) mencaci-maki ibunya.
(Mutafaq’alaih)
12. Kedudukan seorang paman sebagai
(pengganti) kedudukan ayahnya. (HR.
Adarqothani)
13. Warisan bagi Allah ‘Azza wajalla dari
hambaNya yang beriman ialah puteranya yang
beribadah kepada Allah sesudahnya. (HR. Ath-
Thahawi).
14. Salah satu kenikmatan Allah atas seorang
ialah dijadikan anaknya mirip dengan ayahnya
(dalam kebaikan). (HR. Ath-Thahawi)
15. Tiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci
(fitrah-Islami). Ayah dan ibunya lah kelak yang
menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi
(penyembah api dan berhala). (HR. Bukhari)
16. Seorang datang kepada Nabi Saw dan
bertanya, ” Ya Rasulullah, apa hak anakku ini?”
Nabi Saw menjawab, “Memberinya nama yang
baik, mendidik adab yang baik, dan memberinya
kedudukan yang baik (dalam hatirnu).” (HR.
Aththusi).
17. Cintailah anak-anak dan kasih sayangi lah
mereka. Bila menjanjikan sesuatu kepada mereka
tepatilah. Sesungguhnya yang mereka ketahui
hanya kamulah yang memberi mereka rezeki.
(HR. Ath-Thahawi).
18. Bertakwalah kepada Allah dan berlakulah adil
terhadap anak-anakmu. (HR. Bukhari dan
Muslim)
19. Sama ratakan pemberianmu kepada anak-
anakmu. Jika aku akan mengutamakan yang satu
terhadap yang lain tentu aku akan mengutamakan
pemberian kepada yang perempuan. (HR. Ath-
Thabrani)
20. Barangsiapa mempunyai dua anak perempuan
dan diasuh dengan baik maka mereka akan
menyebabkannya masuk surga. (HR. Bukhari)
21. Anak menyebabkan kedua orang tuanya kikir
dan penakut. (HR. Ibnu Babawih dan Ibnu
‘Asakir).
22. Barangsiapa memelihara (mengasuh) tiga
anak perempuan atau tiga saudara perempuan
wajib baginya masuk surga. (HR. Ath-Thahawi).
23. Seorang ibu yang kematian tiga orang
puteranya lalu berserah diri (pasrah) kepada
Allah, rela dan ikhlas, maka dia akan masuk
surga. (HR. Muslim)
24. Ajarkan putera-puteramu berenang dan
memanah. (HR. Ath-Thahawi).
25. Setiap anak tergadai dengan (tebusan)
akikahnya (seekor atau dua ekor kambing) yang
disembelih pada umur tujuh hari dan dicukur
rambut kepalanya (sebagian atau seluruhnya)
dan diberi nama. (HR. An-Nasaa’i)
26. Barangsiapa menjamin untukku satu perkara,
aku jamin untuknya empat perkara. Hendaklah
dia bersilaturrahim (berhubungan baik dengan
keluarga dekat) niscaya keluarganya akan
mencintainya, diperluas baginya rezekinya,
ditambah umurnya dan Allah memasukkannya ke
dalam surga yang dijanjikanNya. (HR. Ar-Rabii’).
27. Ibu mertua kedudukannya sebagai ibu. (HR.
Tirmidzi dan Ahmad)
28. Abang yang tertua (sulung) kedudukannya
sebagai ayah. (HR. Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani)
29. Orang yang memutus hubungan kekeluargaan
tidak akan masuk surga. (Mutafaq’alaih)
30. Rahim adalah cabang dari nama Arrahman
(Arrahman Arrahim). Rahim mengucapkan
keluhan dan pengaduan: “Ya Robbi, aku telah
diputus (hubungan kekeluargaanku), aku telah
diperlakukan dengan buruk oleh keluarga
dekatku. Ya Robbi, aku telah dizalimi mereka, ya
Robbi, ya Robbi.” Lalu Allah menjawab: “Tidakkah
kamu ridha Aku menyambung hubunganKu
dengan orang yang menghubungimu dan Aku
putus hubunganKu dengan orang yang memutus
hubungannya dengan kamu. (HR. Bukhari)
31. Rasulullah Saw memberi uang belanja kepada
keluarga beliau dari bagian rampasan perang
yang menjadi hak beliau untuk kebutuhan rumah
tangga selama setahun. Apabila ternyata ada
kelebihannya maka uang itu diminta kembali dan
dimasukkan ke dalam perbendaharaan negara
(baitul maal). (HR. Ahmad)
33. Cukup berdosa orang yang menyia-nyiakan
tanggungjawab keluarga. (HR. Abu Dawud).
32. Bukanlah dari golongan kami orang yang
diperluas rezekinya oleh Allah lalu kikir dalam
menafkahi keluarganya. (HR. Ad-Dailami)
Wanita
1. Wanita adalah belahan separo (yang sama)
dengan pria. (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
2. Jihadnya kaum wanita ialah haji dan umroh.
(HR. Ahmad)
3. Diperlihatkan kepadaku neraka kebanyakan
penghuninya kaum wanita karena kekufuran
mereka. Para sahabat bertanya, “Apakah mereka
kufur kepada Allah?” Nabi Saw menjawab,
“Mereka mengkufuri pergaulan dan kebajikan
(kebaikan). Apabila kamu berbuat ihsan kepada
seorang dari mereka sepanjang umur lalu dia
mengalami sesuatu yang tidak menyenangkannya
dia akan berkata, “Kamu belum pernah berbuat
baik kepadaku.” (HR. Bukhari)
4. Wahai kaum wanita, aku tidak melihat dari
suatu kaum (orang-orang) yang lemah akal
(pemikiran) dan lemah agama lebih
menghilangkan hati orang-orang yang sehat akal
dan benaknya dari pada kamu (kaum wanita).
Aku telah menyaksikan neraka yang penghuninya
paling banyak kaum wanita. Maka dekatkanlah
dirimu kepada Allah sedapat mungkin. (HR.
Bukhari)
5. Apabila seorang dari kamu tertarik melihat
seorang perempuan dan terkesan dalam hatinya,
maka hendaklah menggauli isterinya sendiri
karena hal itu akan meredam gejolak dan
gangguan dalam dirinya. (HR. Muslim)
6. Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan
perempuan (bukan mahram) karena yang
ketiganya adalah syetan. (HR. Abu Dawud)
7. Barangsiapa berjabatan tangan dengan
perempuan yang bukan mahramnya maka dia
dimurkai Allah Azza wajalla. (HR.Ibnu Baabawih)
8. Janganlah laki-laki berduaan dengan
perempuan (lain) kecuali perempuan itu
didampingi mahramnya, dan janganlah seorang
perempuan melakukan perjalanan (musafir)
kecuali didampingi mahramnya. (HR. Muslim)
9. Rasulullah Saw melarang kami memasuki
rumah wanita yang suaminya sedang tidak ada di
rumah (sedang ke luar atau bepergian). (HR.
Ahmad)
10. Janganlah seorang lelaki bermalam di rumah
seorang janda kecuali sudah dinikahinya atau dia
mahramnya. (HR. Muslim)
11. Seorang wanita yang memakai minyak wangi
lalu lewat di tengah-tengah kaum (laki-laki)
dengan maksud agar mereka menghirup bau
harumnya maka wanita itu adalah pelacur. (HR.
An-Nasaa’i)
12. Tiada aku meninggalkan suatu fitnah
sesudahku lebih berbahaya terhadap kaum pria
daripada godaan wanita. (HR. Bukhari dan
Muslim)
13. Tiap menjelang pagi hari dua malaikat
berseru: “Celaka laki-laki dari godaan wanita dan
celaka wanita dari godaan laki-laki.” (HR. Ibnu
Majah dan Al Hakim)
14. Wanita adalah alat perangkap (penjaring)
setan. (HR. Asysyihaab).
Pergaulan
1. Apabila seorang datang langsung berbicara
sebelum memberi salam maka janganlah
dijawab. (HR. Ad-Dainuri dan Tirmidzi)
2. Lakukanlah ziarah dengan jarang-jarang agar
lebih menambah kemesraan. (HR. Ibnu Hibban)
3. Laki-laki memberi salam kepada wantia dan
wanita jangan memberi salam kepada laki-laki.
(HR. Ad-Dainuri)
4. Apabila kamu saling berjumpa maka saling
mengucap salam dan bersalam-salaman, dan bila
berpisah maka berpisahlah dengan ucapan
istighfar. (HR. Ath-Thahawi)
5. Sahabat Anas Ra berkata, “Kami disuruh oleh
Rasulullah Saw agar jawaban kami tidak lebih
daripada “wa’alaikum”. (HR. Ad-Dainuri).
Penjelasan:
Yakni ketika orang non muslim (Yahudi, Nasrani,
dan lain-lain) memberi salam kepada seorang
muslim maka jawabannya tidak boleh lebih dari:
“Wa’alaikum,” artinya: “Dan juga bagimu”. Namun
jika yang mengucapkan salam tersebut orang
Islam, maka kita harus membalasnya dengan
ucapan yang lebih baik, atau minimal sama.
Firman Allah, “Apabila kamu dihormati dengan
suatu penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau
balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya
Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (Surat
4. AN NISAA’ – Ayat 86)
6. Apabila dua orang muslim saling berjumpa lalu
berjabatan tangan dan mengucap “Alhamdulillah”
dan beristighfar maka Allah ‘Azza Wajalla
mengampuni mereka. (HR. Abu Dawud)
7. Senyummu ke wajah saudaramu adalah
sodaqoh. (Mashabih Assunnah)
8. Apabila berkumpul tiga orang janganlah yang
dua orang berbisik-bisik (bicara rahasia) dan
meninggalkan orang yang ketiga (karena hal
tersebut akan menimbulkan kesedihan dan
perasaan tidak enak baginya). (HR. Bukhari)
9. Apabila seorang bertamu lalu minta ijin
(mengetuk pintu atau memanggil-manggil)
sampai tiga kali dan tidak ditemui (tidak
dibukakan pintu) maka hendaklah ia pulang. (HR.
Bukhari)
10. Seorang tamu yang masuk ke rumah suatu
kaum hendaklah duduk di tempat yang ditunjuk
kaum itu sebab mereka lebih mengenal tempat-
tempat aurat rumah mereka. (HR. Ath-Thabrani)
11. Menyendiri lebih baik daripada berkawan
dengan yang buruk, dan kawan bergaul yang
sholeh lebih baik daripada menyendiri.
Berbincang-bincang yang baik lebih baik daripada
berdiam dan berdiam adalah lebih baik daripada
berbicara (ngobrol) yang buruk. (HR. Al Hakim)
12. Seseorang adalah sejalan dan sealiran
dengan kawan akrabnya, maka hendaklah kamu
berhati-hati dalam memilih kawan pendamping.
(HR. Ahmad)
13. Sesungguhnya Allah Ta’ala menyukai
kelestarian atas keakraban kawan lama, maka
peliharalah kelangsungannya. (HR. Ad-Dailami)
14. Seorang mukmin yang bergaul dan sabar
terhadap gangguan orang, lebih besar pahalanya
dari yang tidak bergaul dengan manusia dan
tidak sabar dalam menghadapi gangguan mereka.
(HR. Ahmad dan Tirmidzi)
15. Amal perbuatan yang paling disukai Allah
sesudah yang fardhu (wajib) ialah memasukkan
kesenangan ke dalam hati seorang muslim. (HR.
Ath-Thabrani)
16. Barangsiapa mengintip-intip rumah suatu
kaum tanpa ijin mereka maka sah bagi mereka
untuk mencolok matanya. (HR. Muslim)
17. Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin
lainnya. Apabila melihat aib padanya dia segera
memperbaikinya. (HR. Bukhari)
18. Tiga perbuatan yang termasuk sangat baik,
yaitu berzikir kepada Allah dalam segala situasi
dan kondisi, saling menyadarkan (menasihati)
satu sama lain, dan menyantuni saudara-
saudaranya (yang memerlukan). (HR. Ad-Dailami)
19. Jibril Alaihissalam yang aku cintai
menyuruhku agar selalu bersikap lunak (toleran
dan mengalah) terhadap orang lain. (HR. Ar-
Rabii’)
20. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim
lainnya, tidak menzaliminya dan tidak
mengecewakannya (membiarkannya menderita)
dan tidak merusaknya (kehormatan dan nama
baiknya). (HR. Muslim)
21. Rasulullah Saw melarang mendatangi
undangan orang-orang fasik. (HR. Ath-Thabrani)
22. Janganlah kamu duduk-duduk di tepian jalan.
Para sahabat berkata, “Ya Rasulullah, kami
memerlukan duduk-duduk untuk berbincang-
bincang.” Rasulullah kemudian berkata, “Kalau
memang harus duduk-duduk maka berilah jalanan
haknya.” Mereka bertanya, “Apa haknya jalanan
itu, ya Rasulullah?” Nabi Saw menjawab,
“Memalingkan pandangan (bila wanita lewat),
menghindari gangguan, menjawab ucapan salam
(dari orang yang lewat), dan beramar ma’ruf nahi
mungkar.” (Mutafaq’alaih)
23. Termasuk sunnah bila kamu menghantar
pulang tamu sampai ke pintu rumahmu. (HR. Al-
Baihaqi)
24. Rasulullah Saw menerima pemberian hadiah
dan mendoakan ganjaran atas pemberian hadiah
tersebut. (HR. Bukhari)
25. Jangan menolak hadiah dan jangan memukul
kaum muslimin. (HR. Ahmad)
26. Hendaknya kamu saling memberi hadiah.
Sesungguhnya pemberian hadiah itu dapat
melenyapkan kedengkian. (HR. Tirmidzi dan dan
Ahmad)
27. Seorang pemuda yang menghormati orang
tua karena memandang usianya yang lanjut
maka Allah mentakdirkan baginya pada usia
lanjut orang akan menghormatinya. (HR.
Tirmidzi)
28. Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhir hendaklah menghormati tamunya.
Kewajiban menjamu tamu hanya satu hari satu
malam. Masa bertamu adalah tiga hari dan
sesudah itu termasuk sedekah. Tidak halal bagi
si tamu tinggal lebih lama sehingga menyulitkan
tuan rumah. (HR. Al-Baihaqi)
29. Barangsiapa menerima kebaikan (pemberian)
dari kawannya (saudaranya) tanpa diminta
hendaklah diterima dan jangan dikembalikan.
Sesungguhnya itu adalah rezeki yang disalurkan
Allah untuknya. (HR. Al Hakim)
30. Barangsiapa membela (nama baik dan
kehormatan) saudaranya tanpa kehadirannya
maka Allah akan membelanya di dunia dan di
akhirat. (HR. Al-Baihaqi)
31. Apabila kawan muslim seseorang digunjing
dan dia tidak menyanggah (membelanya) padahal
sebenarnya dia mampu membelanya maka Allah
akan merendahkannya di dunia dan di akhirat.
(HR. Al Baghowi dan Ibnu Babawih)
32. Jiwa-jiwa manusia ibarat pasukan. Bila saling
mengenal menjadi rukun dan bila tidak saling
mengenal timbul perselisihan. (HR. Muslim)
33. Tiada beriman seorang dari kamu sehingga
dia mencintai segala sesuatu bagi saudaranya
sebagaimana yang dia cintai bagi dirinya. (HR.
Bukhari)
34. Hubungilah orang yang memutus
hubungannya dengan kamu dan berilah (sesuatu)
kepada orang yang enggan memberimu.
Hindarkan dirimu dari orang yang menzalimi
kamu (Artinya, jangan menghiraukan orang yang
menzalimi kamu). (HR. Ahmad)
35. Belalah (tolonglah) kawanmu baik dia zalim
maupun dizalimi. Apabila dia zalim, cegahlah dia
dari perbuatannya dan bila dia dizalimi
upayakanlah agar dia dimenangkan (dibela). (HR.
Bukhari)
36. Barangsiapa tidak memperhatikan
(mempedulikan) urusan kaum muslimin maka dia
bukan termasuk dari mereka. (HR. Abu Dawud)
37. Jangan menunjukkan kegembiraan atas
penderitaan saudaramu, niscaya Allah akan
menyelamatkannya dan akan menimpakan
(musibah) kepadamu. (HR. Aththusi dan Tirmidzi)
38. Apabila kamu memukul, hindarilah wajah.
(HR. Mashabih Assunnah)
39. Wahai segenap manusia, sesungguhnya
Robbmu satu dan bapakmu satu. Tidak ada
kelebihan bagi seorang Arab atas orang Ajam
(bukan Arab) dan bagi seorang yang bukan Arab
atas orang Arab dan yang (berkulit) merah atas
yang hitam dan yang hitam atas yang merah,
kecuali dengan ketakwaannya. Apakah aku sudah
menyampaikan hal ini? (HR. Ahmad)
40. Tidak boleh ada gangguan (akibat yang
merugikan dan menyedihkan) dan tidak boleh ada
paksaan. (HR. Malik)
41. Cukup jahat orang yang menghina
saudaranya. (HR. Muslim)
42. Tidak halal bagi seorang muslim menjauhi
(memutuskan hubungan) dengan saudaranya
melebihi tiga malam. Hendaklah mereka bertemu
untuk berdialog mengemukakan isi hati dan yang
terbaik ialah yang pertama memberi salam
(menyapa). (HR. Bukhari)
43. Barangsiapa meniru-niru tingkah laku suatu
kaum maka dia tergolong dari mereka. (HR.
Ahmad dan Abu Dawud)
44. Tidak akan masuk surga orang yang suka
mencuri berita (suka mendengar-dengar berita
rahasia orang lain). (HR. Bukhari)
45. Perumpamaan orang-orang yang beriman di
dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti
satu tubuh. Apabila kepala mengeluh (pusing)
maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam.
(HR. Muslim)
46. Kawan pendamping yang sholeh ibarat
penjual minyak wangi. Bila dia tidak memberimu
minyak wangi, kamu akan mencium
keharumannya. Sedangkan kawan pendamping
yang buruk ibarat tukang pandai besi. Bila kamu
tidak terjilat apinya, kamu akan terkena asapnya.
(HR. Bukhari)
Halal dan Haram
1. Yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas,
dan di antara keduanya terdapat hal-hal
musyabbihat (syubhat / samar, tidak jelas halal-
haramnya), yang tidak diketahui oleh kebanyakan
manusia. Barangsiapa yang menjaga hal-hal
musyabbihat, maka ia telah membersihkan
kehormatan dan agamanya. Dan, barangsiapa
yang terjerumus dalam syubhat, maka ia seperti
penggembala di sekitar tanah larangan, hampir-
hampir ia terjerumus ke dalamnya. Ketahuilah
bahwa setiap raja mempunyai tanah larangan,
dan ketahuilah sesungguhnya tanah larangan
Allah adalah hal-hal yang diharamkan-Nya.
Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekerat
daging. Apabila daging itu baik, maka seluruh
tubuh itu baik; dan apabila sekerat daging itu
rusak, maka seluruh tubuh itu pun rusak.
Ketahuilah, dia itu adalah hati.” (HR. Bukhari)
Keterangan:
Khusus untuk hadits no.1 ini saya ambil langsung
dari kitab Ringkasan Shahih Bukhari karya Al-
Albani, karena saya lihat arti (terjemahan) yang
bersumber dari buku 1100 Hadits Terpilih ini
kurang tepat. Disana disebutkan, “Barangsiapa
terperosok ke dalam hal yang syubhat (perkara-
perkara yang diragukan hukumnya) maka dia
terperosok dalam yang haram.” Padahal kalimat
yang tepat bukan menyatakan “pasti”, tapi
“hampir-hampir” terperosok kepada yang haram.
Wallaahu’alam.
2. Seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah
Saw: “Apabila aku shalat semua yang fardhu
(yang wajib / shalat lima waktu) dan puasa pada
bulan Ramadhan, menghalalkan yang halal dan
mengharamkan yang haram dan tidak lebih dari
itu, apakah aku bisa masuk surga?” Nabi Saw
menjawab, “Ya.” (HR. Muslim)
3. Lautan airnya suci (untuk wudhu) dan bangkai
ikannya halal (untuk dimakan). (HR. Bukhari)
4. Orang yang mengharamkan sesuatu yang halal
serupa dengan orang yang menghalalkan sesuatu
yang haram. (HR. Asysyihaab)
5. Yang halal jelas dan yang haram jelas. Di
antara keduanya ada perkara-perkara yang kelam
(syubhat / kabur / samar-samar). (HR. Bukhari)
6. Akan datang satu masa dimana tiada
seorangpun yang tidak makan uang riba. Kalau
tidak ribanya maka ia akan terkena asapnya
(atau debunya). (HR. Abu Dawud)
7. Tiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang
haram maka api neraka lebih utama
membakarnya. (HR. Ath-Thabrani)
Ilmu Pengetahuan
dan Kebodohan
1. Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu
adalah pendekatan diri kepada Allah Azza
wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang
tidak mengetahuinya adalah sodaqoh.
Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan
orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia
(tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi
ahlinya di dunia dan di akhirat. (HR. Ar-Rabii’)
2. Wahai Aba Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat
dari Kitabullah lebih baik bagimu daripada shalat
(sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan
satu bab ilmu pengetahuan baik dilaksanakan
atau tidak, itu lebih baik daripada shalat seribu
raka’at. (HR. Ibnu Majah)
3. Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik
muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)
4. Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu)
ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah
rendah hati kepada orang yang mengajar kamu.
(HR. Ath-Thabrani)
5. Janganlah kalian menuntut ilmu untuk
membanggakannya terhadap para ulama dan
untuk diperdebatkan di kalangan orang-orang
bodoh dan buruk perangainya. Jangan pula
menuntut ilmu untuk penampilan dalam majelis
(pertemuan atau rapat) dan untuk menarik
perhatian orang-orang kepadamu. Barangsiapa
seperti itu maka baginya neraka … neraka. (HR.
Tirmidzi dan Ibnu Majah)
6. Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap
seorang ‘abid (ahli ibadah) ibarat bulan purnama
terhadap seluruh bintang. (HR. Abu Dawud )
7. Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka
Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.
(HR. Muslim)
8. Duduk bersama para ulama adalah ibadah.
(HR. Ad-Dailami)
9. Apabila kamu melewati taman-taman surga,
minumlah hingga puas. Para sahabat bertanya,
“Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman
surga itu?” Nabi Saw menjawab, “Majelis-majelis
taklim.” (HR. Ath-Thabrani)
10. Apabila muncul bid’ah-bid’ah di tengah-
tengah umatku wajib atas seorang ‘alim
menyebarkan ilmunya (yang benar). Kalau dia
tidak melakukannya maka baginya laknat Allah,
para malaikat dan seluruh manusia. Tidak akan
diterima sodaqohnya dan kebaikan amalannya.
(HR.Ar-Rabii’)
11. Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu
dirahasiakannya maka dia akan datang pada hari
kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari api
neraka. (HR. Abu Dawud)
12. Seorang alim apabila menghendaki dengan
ilmunya keridhoan Allah maka dia akan ditakuti
oleh segalanya, dan jika dia bermaksud untuk
menumpuk harta maka dia akan takut dari segala
sesuatu. (HR. Ad-Dailami)
13. Yang aku takuti terhadap umatku ialah
pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. (HR. Abu
Dawud)
14. Yang aku takuti terhadap umatku ada tiga
perbuatan, yaitu kesalahan seorang ulama,
hukum yang zalim, dan hawa nafsu yang
diperturutkan. (HR. Asysyihaab)
15. Celaka atas umatku dari ulama yang buruk.
(HR. Al Hakim)
16. Barangsiapa dimintai fatwa sedang dia tidak
mengerti maka dosanya adalah atas orang yang
memberi fatwa. (HR. Ahmad)
17. Orang yang paling pedih siksaannya pada hari
kiamat ialah seorang alim yang Allah menjadikan
ilmunya tidak bermanfaat. (HR. Al-Baihaqi)
18. Apabila kamu melihat seorang ulama bergaul
erat dengan penguasa maka ketahuilah bahwa
dia adalah pencuri. (HR. Ad-Dailami)
19. Seorang ulama yang tanpa amalan seperti
lampu membakar dirinya sendiri (Berarti amal
perbuatan harus sesuai dengan ajaran-
ajarannya). (HR. Ad-Dailami)
20. Termasuk mengagungkan Allah ialah
menghormati (memuliakan) ilmu, para ulama,
orang tua yang muslim dan para pengemban Al
Qur’an dan ahlinya[1], serta penguasa yang adil.
(HR. Abu Dawud dan Aththusi)
21. Sesungguhnya Allah tidak menahan ilmu dari
manusia dengan cara merenggut tetapi dengan
mewafatkan para ulama sehingga tidak lagi
tersisa seorang alim. Dengan demikian orang-
orang mengangkat pemimpin-pemimpin yang
dungu lalu ditanya dan dia memberi fatwa tanpa
ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan
menyesatkan. (Mutafaq’alaih)
22. Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah.
Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia
mampu beribadah kepada Allah (dengan baik)
dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga
(ujub) dengan pendapatnya sendiri. (HR. Ath-
Thabrani)
23. Maafkanlah dosa orang yang murah hati,
kekeliruan seorang ulama dan tindakan seorang
penguasa yang adil. Sesungguhnya Allah Ta’ala
membimbing mereka apabila ada yang tergelincir.
(HR. Bukhari)
24. Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan
saling merahasiakannya. Sesungguhnya
berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat
hukumannya daripada berkhianat dalam harta.
(HR. Abu Na’im)
Catatan Kaki:
[1] Pengemban Al Qur’an dan ahlinya termasuk
pembaca, penghafal, ahli tafsir, dan penegak
ajaran Al Qur’an.
Jaman
1. Sebaik-baik umatku adalah pada abadku ini,
kemudian yang sesudahnya dan yang
sesudahnya. Kemudian sesudah mereka muncul
suatu kaum yang memberi kesaksian tetapi tidak
bisa dipercaya kesaksiannya. Mereka berkhianat
dan tidak dapat diamanati. Mereka bernazar
(berjanji) tetapi tidak menepatinya dan mereka
tampak gemuk-gemuk. (HR. Tirmidzi)
2. Tiada datang kepadamu jaman kecuali yang
sesudahnya lebih buruk dari pada yang
sebelumnya sampai kamu berjumpa dengan
Allah. (HR. Ahmad)
3. Jangan memaksa dirimu berjaga (tidak tidur)
pada malam hari karena kamu tidak mampu
melakukannya. Bila seseorang mengantuk maka
hendaklah dia tidur di tempat tidurnya sendiri dan
itu lebih aman. (HR. Ad-Dailami)
4. Pada hari Jum’at terdapat saat yang apabila
seorang muslim memohon kepada Allah sesuatu
kebaikan maka Allah akan memberinya, yaitu
saat antara duduknya seorang imam (Khatib)
sampai usainya shalat. (HR. Muslim)
Dunia dan Segala Isinya
1. Barangsiapa pada pagi hari aman dalam
kelompoknya, sehat tubuhnya, memiliki pangan
untuk seharinya, maka dia seolah-olah
memperoleh dunia dengan segala isinya. (HR.
Tirmidzi)
2. Perbandingan dunia dengan akhirat seperti
seorang yang mencelupkan jari tangannya ke
dalam laut lalu diangkatnya dan dilihatnya apa
yang diperolehnya. (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
3. Aku dan dunia ibarat orang dalam perjalanan
menunggang kendaraan, lalu berteduh di bawah
pohon untuk beristirahat dan setelah itu
meninggalkannya. (HR. Ibnu Majah)
4. Dunia ini cantik dan hijau. Sesungguhnya Allah
menjadikan kamu kholifah dan Allah mengamati
apa yang kamu lakukan, karena itu jauhilah
godaan wanita dan dunia. Sesungguhnya fitnah
pertama yang menimpa bani Israil adalah godaan
kaum wanita. (HR. Ahmad)
5. Dapat diperkirakan bahwa kamu akan
diperebutkan oleh bangsa-bangsa lain
sebagaimana orang-orang yang berebut melahap
isi mangkok (makanan). Para sahabat bertanya,
“Apakah saat itu jumlah kami sedikit, ya
Rasulullah?” Beliau menjawab, “Tidak, bahkan
saat itu jumlah kalian banyak sekali tetapi seperti
buih air bah (tidak berguna) dan kalian ditimpa
penyakit wahan.” Mereka bertanya lagi, “Apa itu
penyakit wahan, ya Rasulullah?” Beliau
menjawab, “Kecintaan yang sangat kepada dunia
dan takut mati.” (HR. Abu Dawud)
6. Demi Allah, bukanlah kemelaratan yang aku
takuti bila menimpa kalian, tetapi yang kutakuti
adalah bila dilapangkannya dunia bagimu
sebagaimana pernah dilapangkan (dimudahkan)
bagi orang-orang yang sebelum kalian, lalu kalian
saling berlomba sebagaimana mereka berlomba,
lalu kalian dibinasakan olehnya sebagaimana
mereka dibinasakan. (HR. Ahmad)
7. Malaikat Jibril datang kepada Nabi Saw, lalu
berkata, “Hai Muhammad, hiduplah sesukamu
namun engkau pasti mati. Berbuatlah sesukamu
namun engkau pasti akan diganjar, dan cintailah
siapa yang engkau sukai namun pasti engkau
akan berpisah dengannya. Ketahuilah, kemuliaan
seorang mukmin tergantung shalat malamnya
dan kehormatannya tergantung dari
ketidakbutuhannya kepada orang lain.” (HR. Ath-
Thabrani)
8. Janganlah kalian mencaci-maki dunia. Dia
adalah sebaik-baik kendaraan. Dengannya orang
dapat meraih kebaikan dan dapat selamat dari
kejahatan. (HR. Ad-Dailami)
9. Sesungguhnya Allah melindungi hambaNya
yang mukmin dari godaan dunia dan Allah juga
menyayanginya sebagaimana kamu melindungi
orangmu yang sakit dan mencegahnya dari
makanan serta minuman yang kamu takuti akan
mengganggu kesehatannya. (HR. Al Hakim dan
Ahmad)
Muamalah
(Hubungan Kemasyarakatan)
1. Biarlah manusia saling memberi rezeki kepada
yang lainnya. (HR. Al-Baihaqi)
2. Apabila Allah menginginkan kemajuan dan
kesejahteraan kepada suatu kaum maka Allah
memberi mereka karunia kemudahan dalam jual-
beli dan kehormatan diri. Namun bila Allah
menginginkan bagi suatu kaum kemacetan dan
kegagalan maka Allah membuka bagi mereka
pintu pengkhianatan. (HR. Ath-Thabrani)
3. Jangan kamu saling dengki dan iri dan jangan
pula mengungkit keburukan orang lain. Jangan
saling benci dan jangan saling bermusuhan serta
jangan saling menawar lebih tinggi atas
penawaran yang lain. Jadilah hamba-hamba Allah
yang bersaudara. Seorang muslim adalah
saudara muslim lainnya dengan tidak
menzhaliminya, tidak mengecewakannya, tidak
membohonginya dan tidak merendahkannya.
Letak takwa ada di sini (Nabi Saw menunjuk ke
dada beliau sampai diulang tiga kali). Seorang
patut dinilai buruk bila merendahkan saudaranya
yang muslim. Seorang muslim haram
menumpahkan darah, merampas harta, dan
menodai kehormatan muslim lainnya. (HR.
Muslim)
4. Pedagang yang jujur amanatnya kelak di hari
kiamat bersama-sama para nabi, shiddiqin dan
para shuhada. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
5. Nabi Saw melarang menjual-beli uang muka
(persekot). Artinya, memperjual belikan uang
muka. (HR. Abu Dawud)
6. Apabila terjadi perselisihan antara penjual dan
pembeli maka keputusan ada di tangan penjual.
Apakah pembeli menyetujuinya atau jual-beli
batal. (HR. Abu Hanifah)
7. Barangsiapa menjual buah-buahan lalu buah-
buahan itu rusak (busuk) maka dilarang
menerima uang penjualannya. Mengapa dia
mengambil dengan tidak sah uang saudaranya
semuslim? (HR. Ibnu Majah)
8. Rasulullah Saw melarang orang menjual air.
(Mutafaq’alaih)
Keterangan:
Yakni air yang bersumber dari sumber aslinya,
seperti air hujan, mata air pegunungan, air
sungai, air laut, air danau, dan lain-lain.
Seandainya ada orang yang hendak mengambil
air ke sumber-sumber air tersebut, maka
siapapun tidak berhak untuk melarang atau pun
menjual dan menentukan harga airnya. Siapapun
tidak ada yang boleh menguasai dan memonopoli
sumber-sumber air tersebut. Firman Allah, “Dia-
lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit
untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan
sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan,
yang pada (tempat tumbuhnya) kamu
menggembalakan ternakmu.” (Surat 16. AN
NAHL – Ayat 10). Namun, seandainya air
tersebut sudah di proses, misalnya yang semula
masih kurang hygenis, lalu diolah dan diproses
menjadi air murni yang segar (seperti air dalam
kemasan) yang layak untuk diminum, maka boleh
untuk dijual, karena orang atau perusahaan yang
telah memprosesnya tersebut telah
mengeluarkan tenaga serta biaya juga.
Wallaahu’alam.
9. Apabila seorang kehilangan atau kecurian
barangnya kemudian ditemukan di tangan
seseorang maka orang itu (yang kehilangan)
lebih berhak memiliki kembali barangnya. Adapun
orang yang membeli barang tersebut hendaknya
menuntut pengembalian uangnya dari penjual
barang tersebut. (HR. Ibnu Majah)
10. Tidak boleh menjual buah-buahan sampai
terbukti benar kebaikannya. (HR. Ath-Thahawi)
11. Allah memberkahi penjualan yang mudah,
pembelian yang mudah, pembayaran yang mudah
dan penagihan yang mudah. (HR. Ath-Thahawi)
12. Rasulullah Saw melarang penjualan karena
terpaksa (dipaksa menjual karena terdesak
kebutuhan) dan melarang penjualan dengan
pemalsuan (penipuan). (HR. Mashabih Assunnah)
13. Tidak sah perceraian, penjualan atau
pembelian yang dilakukan orang gila. (HR. Abu
Hanifah)
14. Allah Ta’ala berfirman (dalam hadits
Qudsi) :”Aku yang ketiga (bersama) dua orang
yang berserikat dalam usaha (dagang) selama
yang seorang tidak berkhianat (curang) kepada
yang lainnya. Apabila berlaku curang maka Aku
ke luar dari mereka.” (Abu Dawud)
15. Orang yang mendatangkan barang dagangan
(impor) untuk dijual selalu akan memperoleh
rezeki dan orang yang menimbun barang akan
dikutuk Allah. (HR. Ibnu Majah dan Aththusi)
16. Barangsiapa menimbun bahan pangan
kebutuhan kaum muslimin maka Allah akan
menimpanya dengan kebangkrutan dan penyakit
lepra. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
17. Rasulullah Saw memutuskan untuk
mendahulukan penyelesaian hutang sebelum
melaksanakan wasiat. (HR. Al Hakim)
Keterangan:
Hadits ini merupakan petunjuk bagaimana tata
urutan menunaikan harta warisan ketika
seseorang meninggal dunia. Maka yang pertama
adalah pembayaran hutang, lalu menunaikan
wasiat, kemudian baru sisa harta warisan yang
ada dibagikan kepada ahli waris.
18. Berhati-hatilah dalam berhutang.
Sesungguhnya berhutang itu suatu kesedihan
pada malam hari dan kerendahan diri (kehinaan)
di siang hari. (HR. Ibnu Babawih dan Al-Baihaqi)
19. Orang kaya yang menunda-nunda (mengulur-
ulurkan waktu) pembayaran hutangnya adalah
kezaliman. (HR. Bukhari)
20. Roh seorang mukmin masih terkatung-katung
(sesudah wafatnya) sampai hutangnya di dunia
dilunasi. (HR. Ahmad)
21. Barangsiapa mengambil harta orang-orang
untuk disampaikannya (kepada yang berhak)
maka Allah akan menyampaikannya dan
barangsiapa mengambilnya dengan maksud
merusaknya maka Allah akan merusak orang itu.
(HR. Bukhari)
22. Jangan menimbulkan ketakutan pada dirimu
sendiri sesudah terasa olehmu keamanan
(ketentraman). Para sahabat bertanya, “Apa yang
menimbulkan ketakutan itu, ya Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Hutang.” (HR. Ahmad)
23. Sebaik-baik kamu ialah yang paling baik
dalam membayar hutangnya. (HR. Bukhari)
24. Seorang hamba muslim yang membayar
hutang saudaranya maka Allah akan melepaskan
ikatan penggadaiannya pada hari kiamat. (HR.
Mashabih Assunnah)
25. Hutang adalah bendera Allah di muka bumi.
Apabila Allah hendak menghinakan seorang
hamba maka diikatkan ke lehernya. (HR. Ahmad
dan Al Hakim)
26. Waspadalah dan hindarilah do’a orang yang
dalam kesulitan untuk membayar kembali
hutangnya. (HR. Ad-Dailami)
27. Berlakulah lunak dan saling mengasihi.
Hendaklah kamu saling mengalah terhadap yang
lain. Apabila orang yang punya hak mengetahui
kebaikan yang akan diperolehnya disebabkan
menunda tuntutannya atas haknya pasti orang
yang punya tuntutan atas haknya akan lari
menjauhi orang yang dituntutnya. (HR. Bukhari)
28. Apabila seorang menghutangi orang lain
maka janganlah mengambil suatu kelebihan
(komisi). (HR. Ahmad)
29. Barangsiapa mengangkat senjata terhadap
kami tidaklah dia dari golongan kami dan
barangsiapa menipu kami maka dia bukan dari
golongan kami. (HR. Bukhari)
30. Unta yang digadaikan boleh ditunggangi
karena dikeluarkan biaya pemeliharaannya dan
susunya boleh diminum oleh orang yang
menyimpan unta tersebut. (HR. Bukhari)
31. Seorang laki-laki yang menzinai wanita
merdeka atau budak maka anaknya adalah anak
zina. Dia tidak mewarisi dan tidak diwarisi oleh
laki-laki tersebut. (HR. Tirmidzi)
32. Pembunuh tidak bisa menerima warisan dari
orang yang dibunuhnya. (HR. Tirmidzi)
33. Seorang kafir tidak boleh mewarisi harta
orang muslim dan orang muslim pun tidak boleh
mewarisi harta orang kafir. (HR. Bukhari)
34. Apabila kamu menimbang hendaklah ditepati.
(HR. Ibnu Majah)
35. Barangsiapa menanami lahan orang lain
tanpa ijin dari pemiliknya maka baginya
pengembalian biaya penanaman dan tidak
mendapat bagian dari hasil tanaman. (HR.
Ahmad)
36. Pemilik hak berhak pula berbicara agak keras
(misalnya terhadap yang berhutang). (HR.
Bukhari dan Muslim)
37. Kaum muslimin berserikat (memiliki bersama)
dalam tiga hal, yaitu air, rerumputan (di padang
rumput yang tidak bertuan), dan api. (HR. Abu
Dawud)
Menunaikan Amanat
1. Tunaikanlah amanat terhada